Prolog

1839 Words
Jakarta 06.45 Kring...... Jam weker berbunyi sangat keras. Seorang wanita cantik berambut pirang sepunggung itu. Wajah oval dia terlihat cantik alami, kulitnya sebening salju. Meski tanpa polesan make up yang membalut wajahnya. Kulit lembut seperti kulit bayi terlihat membuat dia semakin mengagumkan. "Ah... Kenapa sudah pagi, sih. Aku masih malas." Yeri mendesah kesal, dia menarik tubuhnya, mencoba merenggangkan ototnya yang terasa kaku. Pandangan mata Yeri tertuju pada jam backer miliknya. Seketika kedua matanya membulat. "Apa? Kenapa sudah hampir jam 7." "Bisa telat aku!!" gerutu Yeri. Seperti teringat sesuatu. Yeri seketika meloncat dari ranjangnya, berdiri di atas ranjang, saat mendengar berisiknya jam backer milik tepat di samping ranjangnya. . Sialnya dia yang baru saja tidur harus terganggu suara jam yang berisik dan segera beranjak turun dari ranjang. Nadanya terlihat masih lunglai, mengingatbtentang pekerjaan. Tubuh malas itu berubah tegap. Yeri menghela napasnya, lalu berlari menuju kamar mandi. Sampai di dalam kamar Mandi, ia balik lagi keluar. Yang ternyata handuknya masih tertinggal. Yeri mengumpat kesal. "Shitt!! Lupa lagi handukku ketinggalan," umpat kesal wanita itu, dan langsung meraih handuk di balik pintu kamarnya. Kemudian, dengan langkah terburu-buru, hampir saja menabrak pintu kamar mandi. "Lo, jangan halangi jalan gue pintu, aku buru-vuru tahu gak." umpat kesal Yeri pada pintu yang sedari tadi hanya diam tak bersalah. Yeri masuk kembali ke kamar mandi. Untung saja gak ada orang. Kalau sampai ada orang melihatnya. Mungkin sudah dikira orang gila bicara pada pintu. Hanya 10 menit waktu mandi dan bersiap. Hari ini, hari pertamanya ia akan datang untuk interview di sebuah restoran kecil di kota. Ia berdandan secantik mungkin dengan balutan make up tipis dan kemeja yang nampak memang kusut, serta rok span pendek berwarna hitam, dengan sepatu high heels hitam yang sudah tidak terlihat hitam lagi, lebih ke warna abu-abu, yang sekarang membalut telapak kakinya. Gak hanya sial karena bangun kesiangan, dia juga lupa menyetrika bajunya sendiri, maklum bagi wanita seumurannya. Dia masih terlihat sedikit malas. Yeri Angelista, wanita yang bisa dibilang sangat cantik, berbalut wajah putih dengan lengkuk bulu mata tebal miliknya, mata hitam dan rambut berombak berwarna coklat sangat memesona para laki-laki yang melihatnya.Dia hidup sendiri dan berjuang sendiri selama beberapa tahun ini. Meski dia sedang kuliah, tapi, kuliahnya kalau ingat saja. Karena dia punya tanggungan ayahnya yang masih berada di rumah sakit. Dia segera meraih sepedah kesayangannya. Dan di ayunannya sepeda itu, keluar dari halaman rumah. Sepeda itu semakin giat mengayunkan sepedanya secepat kilat, melewati gang sempit untuk keluar menuju jalan raya. Hufft... Hufftt... Hufftt.. "Aku harus cepat sampai ke restoran. Bisa mati aku kalau telat interview di restoran. Ini satu-satunya harapanku bekerja dengan baik!!" wanita cantik yang bisa dibilang sangat tomboy itu, kini mengayuh sepeda sekencang mungkin untuk menuju ke restoran, yang lumayan jauh dari rumahnya. Mungkin jika naik sepeda 30 menit jarak tempuh waktunya. Yeri baru saja dapat panggilan interview di sebuah restaurant yang tak begitu mewah. Hanya saja lumayan lah, bisa mendapatkan uang yang cukup nanti tiap bulannya jika memang diterima bekerja di sana. Ini interview pertamanya, dia tak mau terkesan buruk apalagi sampai telat nantinya. Bisa-bisa di depak keluar aku dari restaurant, seakan dalam hati terus bergumam seperti itu. Wanita cantik itu menerobos kerumunan pejalan kaki, dengan terus berteriak keras. "Woy, minggir! Minggir!" "MINGGIR!!" Seorang pejalan kaki itu meloncat minggir seketika mendengar teriakan keras Yeri. "Eh... Kamu bisa naik sepeda gak, sih!!" umpatan kesal pejalan kaki yang hampir saja ditabrak. "Gak perduli aku telat!!" jawab Yeri yang terus mengayuh sepedanya semakin cepat. Tanpa pedulikan ocehan para pejalan kaki yang mengumpatnya dengan kata-kata se kebun binatang. "Kenapa tuh, orang menghalangi jalanku." gumam Yeri kesal, ia yang terlanjur cepat, sepedanya tidak bisa direm mendadak. "BUK... CEPAT MINGGIR....!!!" teriak Yeri buru-buru. Ibu-ibu dengan belanjaan dua kantong kresek penuh di dua tangannya itu melompat ke pinggir jalan. dengan umpatan kasar keluar dari bibirnya. "Kalau naik sepeda, jangan ngebut-ngebut dong. Anak muda gak punya sopan santun!!" umpat salah satu pejalan kaki yang hari ini dibuatnya kesal. Bahkan dia hampir saja menyerempetnya. Tapi untunglah, gak kejadian sih. Dia masih selamat, dan wanita itu juga masih mengayuh sepeda itu semakin kencang. Ia tak peduli berbagai umpatan keluar dari para pejalan kaki yang kesal dengan ulahnya. Brakkkk... Wanita itu cantik dengan sepeda kesayangannya itu, menabrak sebuah mobil yang tiba-tiba berhenti parkir di pinggir jalan, dia yang terlalu buru-buru tidak sadar pandangan matanya saat mobil itu tiba-tiba berhenti tepat di depannya saat mau menyeberang jalan. Bruukkkk.... Ia jatuh tersungkur di semak-semak. Baju yang semula rapi bersih, kini terlihat kotor terkena rerumputan yang masih terlihat basah. Karena baru saja hujan reda pagi ini. Dan meninggalkan bekasnya di tanah dan semak-semak. "Shiitt.. Sial banget aku hari ini!!" Yeri terus mengumpat tidak jelas. Pyuk... tangannya mengenai genangan air di belakangnya. "Arrggtt!!!" teriak Yeri mengibaskan tangan nya, hingga percikan air itu mengenai mobil hitam di depannya. Dia beranjak berdiri dengan wajah memerah. Rahangnya mengerang dengan gigi mulai menggertak, api kemarahan mulai menjalar di sekujur tubuhnya. Ia segera menggedor pintu mobil berwarna hitam pekat itu. "Woy.. keluar kamu! Siapa di dalam, tolong anda segera keluar. Aku minta pertanggung jawaban." umpat kesal Yeri. Eh.. bentar tanggung jawab? Aku, kan gak hamil. Ah.. Ganti kata-katanya. Yeri mulai fokus marah lagi, kini semakin menajamkan pandangan matanya. Dengan emosi mulai meluap-luap. "Tuan, mbak, atau mas, kakek, nenek, pak, buk, yang di dalam. Tolong keluarlah!! Apa kamu gak lihat baju aku kotor..." Brakk... Brakk.. "Keluarlah!! Lihatlah sepedaku rusak itu semua gara-gara mobil mewah anda" "Keluar, tidak!!" Yeri terus mengumpat marah-marah tanpa dihiraukan sama sekali. Tetapi dia tidak menyerah. Setiap orang yang melintas menatapnya bingung. Menatap wanita yang tiba-tiba marah pada pemilik mobil mewah itu. "Brakk... Apa anda punya gangguan pendengaran?" "Aku tahu di dalam ada orang.. dan aku mau kamu tanggung jawab sekarang, keluarlah!" umpat wanita itu tak hentinya terus mengetuk kaca mobilnya semakin keras. Mungkin si pemilik mobil sudah tidak tahan dengan ocehan tidak hentinya dari Yeri. Suara seperti bom yang langsung meletus saat di dengar. Dia perlahan kaca mobil itu terbuka, nampak laki-laki yang terlihat sangat dingin, dengan kacamata hitam menutupi matanya. "Ada apa? Apa kamu mau ganti rugi?" tanya laki-laki itu jutek. Yeri mengerutkan keningnya Ganti rugi? Gimana bisa aku ganti rugi? Kerjaan saja hanya sebatas wanita bayaran yang menemani laki-laki untuk kencan. Dia yang mulai kenapa aku yang ganti rugi? Yeri menepuk jidatnya. Ia beranjak pergi. Namun seorang di mobil itu membuka pintu mobilnya, tanpa melihat wanita itu masih berdiri di samping. Membuat Yeri Angelista terpental jatuh tersungkur ke aspal. Bukannya marah namun matanya berbinar seketika saat laki-laki itu membuka kacamatanya, dan melemparnya ke dalam mobil. Wajah tampan itu kini terlihat jelas, dengan tubuh jenjangnya bak seorang model. Dia Idaman semua wanita yang melihatnya pasti akan luluh. "Dia sangat tampan..." gumamnya mengagumi lelaki itu. Seorang lelaki yang sangat tampan dengan balutan jas hitam dan tatapan tajam benar-benar membuatku terpesona, tetapi wajahnya tampak dingin dan kaku tanpa ekspresi di wajahnya. Wanita itu mengulurkan tangannya ke depan berharap lelaki tampan di depannya membantu dia berdiri, ia memasang wajah manis menggoda. Laki-laki itu memalingkan wajahnya tanpa pedulikan Yeri, dia hanya melemparkan secarik cek untuknya dan beranjak pergi meninggalkanmu tanpa belas kasihan sama sekali. Angel beranjak berdiri, seolah mencabut kata-kata yang sempat mengagumi wajah tampan lelaki tadi."Dasar gak punya hati! Udah buat aku jatuh dua kali, baju kotor dan sepedah aku... Aaah, sepedah aku juga rusak lagi, tetapi dia hanya kasih aku kertas.." decak kesal Yeri. Dengan kedua tangan mengolak-alik kertas itu. "Jangan sampai kertas itu lecet, kotor, bahkan sobek," ucapnya terakhir. Yeri tidak pedulikan apa yang dikatakan laki-laki itu. Dia melihat kertas kecil itu sangat detail, matanya terbelalak seketika, saat tahu berapa nominal yang di tulis di kertas kecil itu."100 jt !!" gumamnya dengan nada syok tak percaya, Nyeri menelan ludahnya berkali-kali melegakan tenggorokannya yang tak kering. Dia juga tak hentinya mengedip-ngedipkan matanya tak percaya. Pagi-pagi ketiban sial atau ketiban rejeki nomplok kali ini. Mungkin ini hari keberuntungan bagi ku, dapat uang segini banyaknya. Tapi gimana cara cairkan uang ini ya. Ini hanya sebuah tulisan di kertas. Yeri yang terus melamun, memikirkan gimana kertas itu bisa dijadikan uang beneran, sampai dia lupa dengan laki-laki di depannya yang sudah pergi mengemudi mobilnya melesat sangat kencang meninggalkannya sendiri. "Ah.. biarlah.. yang penting dia sudah ganti rugi!!" gumam Yeri beranjak berdiri. Wanita itu tak mau lama-lama di sana. Ia segera menuju ke restauran. Di mana dia akan interview. **** Tiba di restoran yang gak begitu besar. Semua mata memandangnya. Seorang wanita berpakaian sangat lusuh, bahkan bajunya dari atas sampai bawah terlihat sangat kusut, nampak seperti tak pernah disetrika sama sekali. Sepatu hitam yang kini tak terlihat hitam, bahkan bisa dibilang sudah keabuan. Rambut di kuncir satu namun masih sangat berantakan helaian rambutnya melayang kemana-mana, dan baju penuh dengan tambalan pecahan kain yang didaur ulang. Dan rok span pendek berwarna hitam tak nampak hitam, banyak noda kotor yang di sekujur roknya. Semua mata terpanah melihatnya, dia yang begitu cantik tapi cara berpakaian sangat norak, dan kampungan. Apalagi jika bertemu dengan laki-laki pasti sangat jijik melihatnya. Tapi jika dia makeup pasti beda lagi pendapat laki-laki saat melihatnya. Wanita itu berjalan masuk ke dalam restaurant untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengannya. Dia sangat pintar dalam hal berbicara merayu pelanggan dan lain-lain. Kali ini dengan langkah penuh dengan semangat yang menggebu. Ia berharap semoga ia bisa diterima dan mulai untuk bekerja nantinya. Dia sangat butuh uang, untuk kehidupan sehari-harinya dan ayahnya yang terbaring lemas di rumah sakit. Untuk membayar biaya kuliah serta rumah sakit. Pekerjaannya sebagai kencan bayaran saja tak cukup untuk biaya rumah sakit ayahnya. Baginya satu pekerjaan saja tak cukup untuk kehidupannya juga. Dia mencari pekerjaan part time setiap harinya. Meski selalu di tolak tapi ia tetap semangat dan berusaha. Apapun ia lakukan , hingga menemani kencang lelaki. Tapi hanya sebagai menemani untuk di kenalkan dengan temannya agar kelihatan punya pacar saat jalan bareng dengan teman-temannya. Dan terkadang di ajak hangout bareng bersama temannya. Namun wanita itu bisa menjaga kesuciannya. Dia bahkan tidak mau disentuh sama sekali oleh lelaki. Ia memilih pekerjaan itu tapi bukan hanya sembarang lelaki yang ia terima. Dilihat dari wajah dan penampilannya. Jika dia seperti orang baik maka dia mau menerimanya. Ia tak mau jika nantinya orang itu balik melecehkannya nantinya. Memang resiko menjadi kencan bayaran tapi mau bagaimana lagi, ia butuh uang sebanyak-banyaknya untuk kehidupannya sendiri dan biaya ayahnya yang tak sedikit. Tiap bulan ia harus membiayai ayahnya sebesar 20 juta. Karena Ayahnya koma sudah hampir 4 tahun belum sadarkan diri. Ya, meskipun dia bukan ayah kandungnya. Namun, dia sudah dianggap seperti ayahnya sendiri. Keluarganya sebenarnya sudah meninggal karena kecelakan juga. ia hidup sebatang kara dari ia pertama masuk SMP. Dan saat itu tiba-tiba lelaki itu datang padanya. Dan merawat dia menjaganya bahkan menyekolahkannya di sekolah paling favorit. Dia tahu jika wanita itu adalah anak yang pintar. Tetapi saat kejadian tabrak lari itu terjadi pada ayah angkatnya. Lelaki itu menderita luka yang sangat serius. Dan kini ia koma sudah hampir 4 tahun lamanya belum pernah sadarkan diri. Bahkan tanda-tanda ia bergerak saja tidak Yeri sudah janji akan terus sekolah dan sekolah untuk membalas semua kebaikan lelaki itu selama ini mau merawatnya dan menyayanginya seperti orang tuanya sendiri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD