bc

Antara Benci dan Cinta

book_age18+
1.9K
FOLLOW
19.8K
READ
kidnap
love after marriage
pregnant
goodgirl
drama
bxg
coming of age
friendship
school
like
intro-logo
Blurb

Safira gadis remaja berusia 18 tahun, yang selalu mengalami kepahitan hidup, setelah kedua orang tuanya meninggal, Safira selalu mengalami kejadian - kejadian yang buruk, hampir diperkosa oleh Arjuna teman satu kelas nya, difitnah dan dibully oleh murid - murid yang ada di sekolah nya, untung ada Nayla teman baru nya disekolah.

Saat - saat terpuruk pun Nayla selalu menemani nya, bersama Aldi ayah dari Nayla, yang sudah jatuh cinta sejak pertama kali bertemu dengan Safira, mereka selalu menemani Safira saat dimana Safira pernah defresi karena Arjuna berhasil memperkosanya untuk yang kedua kalinya.

Dengan kegigihan dan dukungan Nayla dan Aldi dalam waktu singkat, Safira bisa sembuh dari defresinya, tapi fakta baru datang lagi, ternyata Safira hamil.

Siapakah yang membuat Safira hamil?

Akan kah orang itu akan bertanggung jawab ?

Dan apakah Safira menerima lelaki itu ?

Baca dan kalian akan tahu jawaban nya dan jangan lupa tekan tanda cintanya yang berwarna ungu dan follow author nya?

chap-preview
Free preview
1. Awal mula kebencian Safira terhadap Juna.
"Jangan pernah menyakiti orang yang kamu cintai, karena suatu saat kamu akan merasakan sakit yang sama, sakit karena ditinggalkan." --- Seorang pria sedang merasa frustasi di ruang kerja Papinya, dia adalah Arjuna pemuda yang berusia 20 tahun itu merasa kesal karena gadis yang sudah ia sukai meloloskan diri dari pelukannya. "Sialan!" teriak Juna, "awas kamu, Fir. Aku tidak akan membiarkan kamu lepas, kamu harus jadi milikku." Ucapnya dengan begitu tegas. Juna meluapkan amarahnya yang menggebu-gebu di ruang kerja Papinya, ia begitu kesal dan mengomel sendiri, sambil mengacak-acak rambutnya frustasi, karena ia sudah gagal menjebak Safira. Sebab Safira dapat meloloskan diri dari ruangan tersebut, sebelum Safira keluar dari ruangan itu, ia sempat mencabut anak kunci dari lubang pintu, Safira pun tak ingin mengulur waktu dan bergegas keluar dari ruangan tersebut. Setelah berhasil keluar Safira berusaha mengunci pintu ruangan itu kembali dari luar dan Juna yang berada di dalam ruangan tersebut terpaksa harus terkunci. Setelah itu dengan sekuat tenaganya Safira berlari menuruni tangga menuju arah pintu luar, karena ruang kerja ayah Juna berada di lantai dua, dan beruntungnya lagi saat Safira menekan handle pintu, ternyata pintu luarnya bisa dibuka dan tidak sedang di kunci. Safira berusaha kabur dan terus berlari tanpa ia hiraukan lagi jika tas sekolah dan sepatunya masih tertinggal di ruang kerja ayahnya Juna, dan beruntungnya lagi ternyata pagar rumah itu juga tidak terkunci sama sewaktu ia membuka pintu luar tadi, "ya Allah syukur Alhamdulillah pagarnya pun tidak di kunci juga," ucap Safira bersyukur di dalam hati. Dan ia pun melanjutkan larinya dengan sekuat tenaga yang tersisa, meskipun kondisi badannya sudah lelah dan kehausan. "Aku harus sampai menuju ke super market di depan sana," gumamnya sambil terus berlari. ' Tenggorokan ku kering dan aku kehausan,' ucap nya di dalam hati. Sedangkan saat Safira melintasi pos penjagaan, Safira melihat ada seorang Security komplek perumahan yang berjaga di situ, Security itu hanya melihat sekilas ke arah Safira yang terus berlari tanpa menggunakan alas kaki. Security itu memandang remeh Safira dan bersikap acuh karena melihat penampilan Safira yang lusuh dan acak-acakan, seperti pengemis. Pak Security merasa bahwa Safira bukan warga komplek perumahan elite yang ia jaga, dan Bapak Security itu menduga jika Safira adalah orang gila yang sekedar masuk untuk mencari makan di rumah-rumah komplek itu atau tempat sampah di taman, dan berusaha lari karena ketakutan. 'Mungkin karena ketahuan masuk ke halaman rumah orang kali, jadi di usir oleh pelayan yang bekerja di rumah para pejabat itu," duga pak Security. "Dasar orang gila, sudah malam masih saja berkeliaran," gumam Security sambil geleng-geleng kepala yang melihat keadaan Safira yang berlari terbirit-birit tanpa alas kaki. Safira pun enggan mendekati Security itu untuk meminta tolong, karena ia pikir bisa saja Security itu tidak percaya dengan ceritanya, dan ketakutannya pun bertambah jikalau Juna bisa keluar dari ruang kerja ayahnya dan mengejarnya, karena berpikiran seperti itu Safira terus berlari tanpa lelah, ia takut Juna akan menangkapnya lagi. Sedangkan di dalam ruang kerja Ayahnya, Juna ingin membuka pintu ruangan itu tetapi sialnya pintu itu tidak bisa di buka, karena sewaktu Safira lolos, ia sempat mengunci Juna di dalam ruangan itu, ia berpikir agar Juna tidak dapat mengejarnya dan ternyata itu berhasil. "Sialan," teriak Juna lagi. "Awas loe, Fir. gue akan balas perbuatan loe ini. Gue pastiin loe nggak bakalan lolos lagi dan loe jadi milik gue seutuhnya bagaimana pun caranya loe harus jadi milik gue," gerutu Juna dengan wajah penuh amarah. "Mana hidung mancung gue sakit lagi, jangan-jangan patah lagi ni hidung," gerutu Juna sambil mengelus-elus hidungnya yang dihantam Safira, ketika Juna memeluk Safira dari belakang, karena memberontak akhirnya Safira menghantam hidung Juna menggunakan belakang kepalanya. "Emang ... itu cewek pintar banget, sempat-sempatnya ngunci ni pintu," gerutu Juna dengan memuji kepintaran Safira dan berlalu tersenyum semringah mengingat tingkah Safira. "Itulah yang membuat gue semakin suka sama loe, Fir. hanya loe gadis yang susah gue takhlukkan, sementara di luaran sana para gadis-gadis dengan senang hati datang sendiri ke hadapan gue," seru Juna dengan bangganya. "Dan mereka dengan rela menyerahkan dirinya kepada gue, tapi hanya loe, Fir yang berani menolak gue sejak kelas XI," ucap Juna berbicara sendiri sambil merebahkan badannya yang lelah ke sofa panjang ruangan itu. Juna berlalu meraih hape pintarnya dari dalam saku celana dan mencari nomor hape seseorang, setelah mendapatkan nama orang yang dituju, Juna pun segera menghubungi orang tersebut, untuk bisa membantunya membukakan pintu yang sedang terkunci itu. Setelah panggilan tersambung Juna langsung bersuara kepada orang yang ada dibalik sambungan telepon tersebut. "Bro tolong loe datang ke rumah gue sekarang juga, ada sesuatu yang mendesak yang harus loe kerjain." Juna tidak ingin menceritakan kesialan yang dialaminya sekarang ke temannya lewat panggilan suara. 'Yang benar aja gue ceritain ke Bayu yang ada tu anak bakalan ngetawain gue lagi' batin Juna. "Apaan sih Jun?" tanya Bayu di seberang sana. "Loe ganggu kesenangan gue aja, gue lagi asyik ini... ahhhh...' gerutu Bayu yang merasa kesal karena kesenangannya di ganggu. Tetapi mulutnya masih bisa mengeluarkan suara desahan. "Gila, loe lagi ngapain? cu, desahan loe kedengaran gue guoblok!" umpat Juna. "Emang....ahhhhh loe nggak ada kegiatan apa...ahhhh, biasanya malam minggu gini loe udah main di club...ni tumben loe masih di rumah?" tanya Bayu di sebrang sana yang terus memompa pasangannya. Bayu adalah teman satu tongkrongan Juna setiap malamnya dan teman sewaktu SMA, tapi Bayu sudah lulus dan sekarang menjadi mahasiswa di sebuah Universitas Swasta yang ada di kota Surabaya, berbeda dengan Juna yang lebih memilih tetap jadi murid pelajar di SMA Surabaya demi si pujaan hatinya yaitu Safira. Flashback on. "Lho kok kalian pada nongkrong disini, emang kalian enggak mau ya ngelihat siswi-siswi kelas X, dengar-dengar katanya mereka cantik-cantik lho, dan ada satu yang paling cantik, gue berani taruhan sama loe, Jun. pasti loe bakalan jatuh cinta sama tu cewek," ucap Bayu saat itu saat ia mendatangi Juna dan temannya di kantin sekolah dan ikut duduk bergabung dengan mereka. Juna seorang badboy di sekolah itu, meskipun badboy Juna di gila-gilai siswi-siswi di sekolah itu, bukan saja tampan tapi Juna merupakan anak seorang petinggi di Jakarta dan orang tuanya merupakan pengusaha tambang yang ada di Kalimantan. Meski Juna baru kelas XI tidak ada yang berani mengganggunya meski kakak kelasnya sekalipun. Mereka takut memulai masalah dengan Juna, karena dengan kuasa orang tua Juna mereka langsung akan di keluarkan dari sekolah itu. "Gue ... jatuh cinta! hahaha yang benar saja loe, Bay. yang ada itu malah ciwi-ciwi yang jatuh cinta ke gue," ucap Juna dengan percaya dirinya dan terkekeh dengan asumsi yang di utarakan oleh sahabatnya Bayu dan 3 kawannya pun ikut terkekeh. "Ya udah kalau loe nggak percaya sama ucapan gue dan loe bertiga trus aja ejek gue, nggak pa pa kok, gue terima dengan iklas." kesal Bayu karena keempat temannya terkekeh mengejeknya. "Sudah jangan ngambek, anak perawan nggak bagus kalau keseringan ngambek," kelakar Juna sambil tertawa terbahak-bahak. Tet tet tet... Tanda bel istirahat pertama berbunyi, anak-anak di sekolah itu berhamburan menuju kantin sekolah, begitu juga dengan murid-murid kelas X, salah satunya adalah Safira dan dua orang sahabatnya yaitu Joko dan Siti, mereka sudah bersahabat semenjak mereka SMP dan sampai sekarang. Dengan santainya Safira berjalan ke kantin sekolah, tanpa ia sadari ada seseorang yang memperhatikannya dari kejauhan. "Ehkhem," Bayu sengaja berdehem karena melihat Juna yang awalnya menyenderkan kepala di meja kantin tetiba menegang menatap Safira, dan merasa takjub dengan wajah manis Safira. "Katanya nggak mungkin jatuh cinta ... tapi menatap tu cewek segitunya, sampai nggak berkedip gitu," seloroh Bayu. "Apaan sih, Bay. jauh nggak loe dari hadapan gue, loe sudah menghalangi gue melihat pemandangan yang begitu indah," seru Juna yang merasa kesal karena Bayu tetiba berdiri dengan sengaja dihadapan Juna untuk menghalangi Juna memandang Safira. "Kenapa, tertarik dengan tu cewek," lirih Bayu dan kembali duduk di sebelah Juna. "Iya, loe benar gue jatuh cinta sama tu cewek, gue bakalan nembak tu cewek secepatnya, tapi tunggu yang duduk di sebelahnya bukan pacarnya, kan. Tapi nggak masalah juga sih dia punya pacar atau belum, gue tetap akan merebutnya jadi milik gue," seru Juna sambil menyeringai licik. "Tapi gue tegasin ke elu, kalau loe emang benar-benar suka ke cewek itu, loe jangan memaksanya untuk menyukai elu, karena kalau loe paksa yang ada tu cewek bakalan benci sama loe, loe paham," ucap Bayu dengan wajah serius. "Hmm, gue paham, tapi tumben loe nasihatin gue," seru Juna yang menatap Bayu heran. "Karena gue yakin, tu doi cewek yang baik-baik," ucap Bayu serius. "Kita lihat aja dulu selama satu bulan ke depan kira-kira gimana sifat gadis itu, apakah sama aja seperti cewek-cewek yang selama ini dekat dengan loe karena loe kaya," tukas Evan temannya Juna. "Gue sependapat dengan Evan," sela Raka. "Oke, gue akan coba saran dari loe-loe pada," ucap Juna serius. "Gue akan menguji gadis itu, apakah gadis itu pantas atau nggaknya gue cintai." "Sip, loe harus tegas, jangan sampai karena loe cinta mati sama tu cewek, malah loe yang dimanfaatin sama tu cewek," saran Evan dengan serius. "Ok, bro terima kasih atas saran-saran loe semua," ucap Juna dengan mata yang masih fokus menatap Safira. Hari-haripun berlalu dan setiap hari itu juga Juna mendatangi kelas Safira,tebar pesona ke siswi-siswi di kelas Safira, bukan saja di kelas Safira, siswi-siswi kelas X pun tak luput dari rayuan Juna, dan mereka pun tertarik, karena ketampanan Juna yang mirip dengan artis K-poper asal Korea yang bernama Lukas. Tetapi tidak dengan Safira, Safira terlihat cuek jika teman-temannya satu kelas selalu membicarakan Juna si kakak kelasnya. Hampir di jam istirahat Juna mendatangi kelas Safira untuk tebar pesona dan untuk memancing Safira tertarik apa tidaknya ke Juna. Tapi sayangnya saat Juna memasuki kelas Safira, Safira selalu terlihat cuek dan terkadang Safira malah menghindar dari keributan teman satu kelasnya yang mengagung-agungkan Juna. Safira memilih lebih baik pergi ke perpustakaan sekolah atau duduk di taman sekolah bersama kedua sahabatnya. Karena tidak bisa menahan debaran jantungnya, tepat 1 bulan Juna menguji Safira, akhirnya Juna memantapkan hatinya untuk menyatakan cinta ke Safira tapi sayang di tolak oleh Safira, karena alasan Safira yang tidak ingin pacaran dan ingin fokus sekolah. "Maaf, kak. atas penolakannya, untuk sekarang ini aku mau fokus belajar dulu apa lagi, aku masih kelas X, aku tidak ingin membuat orang tua aku kecewa. Aku ingin membuat orang tua aku bangga bangga dan aku harus mematuhi nasehat mereka untuk tidak pacaran sampai aku benar-benar sukses. sekali lagi, aku minta maaf." Dengan secara halus Safira menolak Juna, saat Juna menyatakan cintanya di dalam kelas Safira. Dan karena rasa cintanya ke Safira, Juna pun menerima keputusan dari Safira, tetapi di dalam hatinya masih berharap Safira menjadi kekasihnya, dan ia akan menghalangi orang-orang yang akan mencoba merayu Safira di belakangnya. Dan waktu pun terus berlalu sampai kenaikan kelas, Safira pun naik ke kelas XI sementara Juna ke kelas XII, dan untuk kedua kalinya Juna menyatakan cinta dan selalu di tolak oleh Safira dengan alasan yang sama. Juna pun tidak pernah menyerah sampai ke lulusan bagi Juna, tapi sayangnya Juna memilih tidak ingin lulus, karena Juna ingin selalu dekat dengan Safira. Dan akhirnya Juna pun melobi kepala sekolah dengan kekuasaan orang tuanya, ia meminta dengan pihak sekolah untuk tidak diluluskan dan akhirnya ia dinyatakan tidak lulus dan satu bulan mendatang ia akan satu kelas dengan Safira. Ia pun harus mencari cara agar Safira bisa lebih dekat dengannya. Flasback oof "Ke club urusan gampang, yang penting sekarang loe kerumah gue." kesal Juna dengan menekankan kata 'Sekarang.' "Ada sesuatu yang mendesak, jika loe nggak datang sekarang juga, loe bakal terima akibatnya." "Awas aja, loe. loe bakalan nggak gue kenalin ke cewek-cewek cantik dan seksi lagi." ancam Juna dengan seringai licik. "Dan, loe nggak akan gue beliin barang nikmat lagi," barang nikmat yang dimaksud Juna adalah Narkoba sejenis Shabu. "Bagaimana?, hmmm!" ancam Juna ke Bayu dan ancaman itu membuat Bayu ciut. "Ish sialan, loe Jun sebentar lagi punya gue keluar!" teriak Bayu dengan di sengaja dan tersenyum jahil 'rasain loe sudah dengar desahan gue, biar loe horny juga hahaha' batin Bayu dengan liciknya. "Aarggggh, sialan loe, Bay. awas loe ya kalau sudah sampai sini, gue penyet-penyet batang loe, biar nggak bisa berdiri lagi." umpat Juna. 'Andai aja, Fira nggak kabur, gue pasti sudah berbagi peluh dengannya, ah ... gila, mikirin Fira gue jadi pengen' batin Juna. "Kalau loe pengen tinggal nyari aja, apa susahnya sih." ucap Bayu yang seakan tahu kalau Juna menginginkan usaha celap celup lolipopnya juga, seperti miliknya yang sudah di celupkan ke dalam gua milik ceweknya. "Itu urusan gampang, yang penting loe cepat kemari," teriak Juna lagi. "Ya udah, gue segera meluncur kesana." umpat Bayu dan Berlalu mematikan sambungan teleponnya dan memakai pakaiannya lagi dan langsung keluar dari kos-kosan si wanita. Sebelum keluar dari kos-kosan itu, Bayu mencium bibir si wanita terlebih dahulu. "Gue pergi sebentar, ada panggilan mendesak dari bos gue, nanti kita lanjut lagi," ucap Bayu yang memeluk kekasihnya dan mencium pipinya kembali. Sang kekasih hanya mengangguk. "Jangan lama-lama soalnya aku masih kangen," ucap si wanita. Dan Bayu pun mengangguk setuju. --- Bersambung... Happy reading...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.8K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.7K
bc

My Secret Little Wife

read
94.0K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.9K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook