Pertemuan pertama

1355 Words
Ya, setelah masuk dalam restoran bukannya diminta untuk masuk, lalu segera melakukan interview, atau bahkan mulai bekerja. Tetapi, Yeri di depak keluar begitu saja oleh penjaga restoran tersebut. Bahkan sampai di bentak-bentak dikira seorang pengemis yang minta sumbangan karena penampilannya yang bisa di bilang amburadul. Kusut, dengan rambut berantakan, pakaian yang tak di setrika dan sedikit kotor. Teri berusaha untuk merapikan bajunya. Meski tatapan jijik terlihat dari wajah satpam di depannya. Bisa dibayangkan penampilannya yang acak-acakan itu. "Maaf, nona, di sini tidak menerima sumbangan.." ucap penjaga itu, seketika membuat Yeri naik pitam. Entah kenapa semua orang yang melihatnya, dikira orang minta-minta oleh penjaga itu. Gimana gak kesel coba, udah susah payah datang dikira pengemis. "Sialan!! Apa kamu bilang? Aku bukan pengemis, jangan seenak jidat kamu bilang kalau aku pengemis" Bentak Yeri tak terima. Yeri bersedekap, menggerak-gerakkan tubuhnya tak bisa diam, memalingkan wajahnya dengan bibir tertarik sedikit terus mencibir lirih. "Enak saja dibilang pengemis. Memang ada pengemis cantik seperti aku. Pasti lebih dapat uang banyak," gumamnya sambil terkekeh kecil. Penjaga itu mulai ngelunjak, tak terima juga dibentak olehnya. Apalagi bagi wanita yang terlihat kotòr olehnya. "Udah ngemis nyolot lagi, Kalau bukan pengemis apa coba? Kamu punya kaca gak baju kamu saja kayak pengemis gitu" umpat penjaga lelaki itu dengan nada kerasnya, ia menarik dengan tatapan jijik baju Yeri yang terlihat kucel dan kusut kali ini. semua orang yang lewat di depan restoran itu, menatap ke arah perdebatan mereka. Dengan tatapan aneh bin membingungkan. Gimana tidak bingung jika semua pegawai dan bos saling berbicara mencibirnya. Yeri manatap sekujur tubuhnya, ia melihat penampilannya yang memang kumel, sih, tapi itu kan gara-gara lelaki tadi. Yang membuat dia harus pulang lagi dan ganti baju sebentar. "Kenapa kamu masih tetap disini. Pergi sana!" Bentak lelaki itu menarik tangan Yeri keluar dari dalam restoran itu. Bisa dibilang dia satpam di restoran tersebut. Sialan nih orang, enak saja aku di bilang pengemis, di usir lagi... Udah dandan cantik gini dibilang pengemis, gumamnya dalam hati. Angel berdengus kesal, mengusap dadanya berkali- kali mencoba sabar, menghadapi orang di depannya itu. Sebuah mobil mewah dengan dua iringan di belakangnya. Berhenti tepat di depan restaurant. "Selamat datang tuan!!" siapa penjaga itu menundukan badannya mengarah pada lelaki di depannya, yang baru saja mau masuk ke restoran itu. Yeri mengerutkan keningnya heran, banyak karyawan yang menyambut tamunya dengan hormat. Naluri penasarannya membara. "Siapa sih!!" Gumam Yeri penasaran, dia menoleh ke belakang. "Ada apa berisik sekali mengganggu jalanku" ucap lelaki itu jutek. Ucapan singkat membuat semua orang di sana menunduk tanpa suara sedikitpun. "Maaf tuan Arga, ada pengemis masuk jadi aku usir keluar tapi dia marah-marah" gumam satpam itu. Eh... Itu bukanya laki-laki tadi? Eh.. kenapa dia bisa di sini juga? Yeri menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, melangkahkan kakinya berjalan miring mencoba untuk menjauh. "Eh.. Kamu mau kemana?" tanya Arga, menghentikan langkah Yeri. Sial? Apa dia tahu kalau ini aku wanita yang menabraknya tadi? Gimana, kalau dia ambil cek uangku tadi.. "Eh.. Pengemis cepat minta maaf pada tuan Arga!!" bentak satpam melirik tajam ke arahnya. "Eh... maksudmu apa? Siapa yang pengemis?" Wanita itu membantah tuduhan penjaga restaurant. Tatapan Yeri semakin menajam perseteruan di antara mereka tak ada habisnya. Ia tak terima terus dituduh pengemis. Ia berhenti berdebat, pandangan Yeri tertuju pada lelaki yang dari tadi hanya diam di depannya. Wajahnya sangat dingin, ia membalikkan badannya dan beranjak pergi. "Maaf tuan, sepertinya aku harus mengusir pengemis ini!" ucap manajer restoran yang mencoba melerai perdebatan panas antara satpam dan Yeri. "Sekarang kamu pergi dari sini? Jangan pernah lagi datang kemari!!" bentak manajer restoran, menarik tangan Yeri melemparkan tubuhnya keluar dari dalam restoran kecil miliknya. Bukanya dia wanita yang nabrak aku tadi? Sepertinya dia menarik juga? Melihat perlakuan penjaga dan manajer restoran itu pada Yeri yang tak pantas, membuatnya sangat kesal. "Ayo pergi, aku gak mau makan di restoran kecil ini" pinta Arga, dengan gaya sombongnya pada para asistennya yang berdiri di belakangnya. Yeri yang mendengar kesombongan lelaki di depannya itu, merasa sangat geram. "Tunggu tuan, makanlah di sini saya akan memberikan discount untuk tuan muda" gumam Manajer restoran yang berlari mengikuti Arga mencoba memohon padanya. Arga menarik bibirnya sinis. "Apa katamu, aku suruh makan di sini, ini restaurant saja sudah seperti tempat sampah" hina lelaki itu dengan tatapan tajamnya, seakan membuat manajer di depannya tak berkutik dan terus menunduk takut. Bukan karena apa-apa Arga adalah orang terkaya di Jakarta jadi semua pengusaha kenal dengannya. Bukan hanya wajahnya yang sangat tampan dan bengis. Tetapi dia dikenal dengan kebaikannya yang tak terlihat dan paling terkenal dari dia adalah kesombongannya. Yeri melihat manajer itu menunduk ketakutan ia sangat kesal, meskipun dia tadi sempat mendorongnya. Dan membuatnya sangat kesal. Tapi, ia tak permasalahkan itu. Jika melihat orang ditindas hatinya merasa terketuk untuk menolongnya. "Eh. Kamu berhenti!!" teriak Yeri, mencegah Arga untuk pergi. "Jangan seenaknya hina, restoran orang. Ngaca dulu dong, kamu seperti apa, mentang-mentang kamu ganteng gitu, terus seenaknya jidat mu menghina tempat ini..." umpat Yeri, ia berani membentak Arga dengan tangan menunjuk ke mukanya. "Kamu memang orang kaya, tapi kesombonganmu sampai ke ubun-ubun membuat kepalamu semakin besar." hina Yeri. Arga hanya menarik bibirnya tipis, wanita yang menarik, baru kali ini wanita yang berani melawanku. Arga menatap detail wajah Yeri, ia mulai teringat dia adalah orang yang ditabraknya tadi. Tapi sepertinya dia belum sadar tentang itu. Manajer Jun datang berjalan ringan mendekatinya dan berbisik di belakangnya. "Tuan nyonya bilang, tuan suruh bawa pasangan tuan ke rumah hari ini dan diperkenalkan pada keluarga. Kalau gak mau maka ahli waris tuan akan dicabut dan semua uang orang tua tuan di sumbangkan" bisik Manajer Jun. Arga mengeluarkan tangannya dari saku celananya, ia mengangkat tangan kanannya, memberi kode pada manajer Jun, untuk berhenti berbicara dulu. "Kita lanjutkan pembicaraan kita di dalam" ucap Arga. "Tapi bukanya tuan, mau pergi?" tanya manajer Jun. "Diam saja, dan ikuti apa yang aku perintahkan!!" jawab Arga. "Baik tuan!!" manajer Jun menunduk dan melangkah ke belakang Arga. "Anda mau makan di sini, tuan!!" "Iya, tapi aku mau dia yang layani aku makan!!" Arga menunjuk ke wajah Yeri, seketika wanita itu menarik kedua alisnya ke atas. "Kenapa aku?" Penjaga dan manajer itu yang masih terus menunduk, saling menatap satu sama lain. Dan melirik sekilas penampilan Yeri yang membuat mereka merasa jijik. Jika bukan karena Arga udah males banget menyuruh dia kerja. "Jika tidak mau, maka aku akan pergi sekarang!!" ancam Arga pada manajer restoran itu. "Baik tuan!!" gumam Manajer itu dengan terpaksa. Karena pilihan Tuan Arga. adalah wanita itu maka dengan segera melaksanakannya. Kalau tidak mungkin akan di adukan yang aneh-aneh pada bosnya. manajer restoran itu melangkahkan kakinya mendekati, Yeri. Dan berbisik pelan padanya. "Kamu cepat ke belakang ganti pakaian, layani tuan ini apa saja pesananya kamu yang ambilkan" Ucap manajer restoran itu. Yeri tersenyum kegirangan. Ia menatap ke arah Arga yang ternyata di balik wajahnya yang dingin peduli juga. Wanita itu tanpa basa-basi bergegas masuk ke dalam restaurant. "Tuan, apa tuan sudah dapat wanita itu?" bisik manajer Jun dari belakang. "Tenang saja Jun, aku sudah mendapatkannya" jawab lelaki itu. "Baiklah tuan!! " manajer Jun melangkahkan kakinya lagi ke belakang. Arga berjalan masuk ke dalam restoran itu. "Jun panggilkan wanita tadi, agar cepat keluar" Arga sudah tak sabar melihat wanita itu lagi. Belum sempat manajer Jun memanggilnya, ia sudah keluar dengan balutan baju waiters khas restoran itu. Wajahnya benar-benar membuat lelaki itu tergoda. "Jun cari tahu semua tentang wanita itu"ucap Arga, melirik kagum ke arah Yeri. "Baik tuan" jawabnya. Sepertinya tuan Arga mulai tertarik dengan wanita lagi, aku baru pertama kali melihat dia tersenyum saat melihat wanita, lanjut manajer jun dalam hatinya. Arga tak pernah sama sekali berkencan dengan wanita, selain mantanya dulu. Namun semenjak mantan kekasihnya pergi ninggalin dia tanpa sebab dia tak mau lagi kenal dengan seorang wanita. Yeri melirik sekilas jelas wajah lelaki itu kali ini, ia baru teringat jika tuan itulah yang menabraknya tadi." Manajer restoran dan pegawai lainnya bergosip di belakang. Membuat desas desus membicarakan Yeri dan penampilannya sekarang yang berantakan. "Tu.. laki, kenapa cari gara-gara lagi, sih!!" gumam Manajer restoran. "Kamu jangan kurang ajar, dengan tuan Arga" bentak manajer Jun beranjak berdiri. "Jun diam, biarkan saja dia bicara" Ucap Arga!! "Baik tuan!!" Jun menunduk dan beranjak duduk kembali di kursinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD