-Prolog-
Saat pertama kali mendengar tangisannya, kami hanya bisa bertepuk tangan serta memberikan senyuman yang tak luntur dari bibir ini.
Saat pertama kali kami melihat mata itu terbuka, kami hanya bisa berceloteh kecil bertanya dengan begitu banyak pertanyaan yang melintas di pikiran kami.
" Glenma , tenapa dek bayi angis ?"
" Glenma , kok dek bayi gak au jalan sih?"
" Glenpa , adik bayinya kok kecil? Kok gak sebesal abang ceano ?"
" Glenma , nanti akak cean au ajak main dek bayi mobil- mobilan ya? Boleh kan glen ma?" Celoteh itu keluar dari mulut kami yang bahkan belum mengerti apa yang bisa dilakukan bayi mungil yang kini berada di pelukan sang mommy.
Saat tak mendapat jawaban dari pertanyaan yang kami lontarkan. Satu persatu dari kami menatap kearah grandma juga grandpa yang ternyata kini tengah menahan tawa mereka.
Tak berapa lama, tawa mereka pun pecah saking tak kuasa menahannya.
Kami saling berpandangan menatap penuh tanya akan apa yang salah dari pertanyaan kami.
"Sayang ... suka sama adek bayinya?"
"Cuka glen ma ... Ceano cuka."
"Cean uga cuka glen ma."
"Kalian harus menjaganya, menyayanginya juga selalu mencintai adik kalian."
Kami hanya menganggukkan kepala tanda mengerti, usapan halus pada rambut kami pun membuatnya terasa begitu nyaman.
〰〰〰〰〰
Sean dan Seano menepati janjinya. Mereka akan menjadi pribadi yang berbeda saat diri mereka tak bersama dengan keluarga.
Kehidupan Willy Queen Azfary yang selalu menjadi prioritas utama dalam keluarga tak membuat Sean juga Seano terbebani. Mereka yakin, kasih sayang keluarganya takkan pernah hilang untuk mereka berdua.
Waktu terus bergulir, kini mereka menginjak usia remaja dimana mereka akan mendapatkan hal baru di setiap lembaran kehidupannya.
Teman
Persahabatan
Kenakalan
Pertaruhan
Dan juga Cinta
Semua mereka akan alami.