bc

Annasach

book_age12+
203
FOLLOW
1K
READ
reincarnation/transmigration
time-travel
kickass heroine
mermaid/mermen
drama
tragedy
sweet
bxg
supernatural
ancient
like
intro-logo
Blurb

Kembali ke masa lalu memang sudah biasa, tapi bagaimana jika kamu bukanlah orang yang memutar waktu?

"Kenapa? Kenapa kau melakukan semua itu, Ain?" tanya Atheya dengan tatapan tidak percaya. Ini benar-benar terasa seperti mimpi.

Ain terkekeh dan menyeringai. "Kenapa? Karena aku tidak ingin melihatmu bersama yang lain, Atheya."

Atheya hanya seorang perempuan bangsawan biasa. Namun, tiba-tiba ia kembali ke masa lalu. Atheya tidak mengerti apa yang terjadi. Dia hanya mendengar jika seseorang bisa memutar waktu bila seseorang itu telah meninggal. Dia juga tidak memiliki hidup yang sangat menyedihkan hingga bisa memutar waktu. Suatu hari, akhirnya Atheya mengetahui siapa orang yang memutar waktu. Dia adalah Ain, tunangannya yang meninggal saat mereka berdua berusia delapan belas tahun. Satu persatu rahasia mulai terkuak. Alasan mengapa Atheya bisa mengingat masa lalu dan tentang Raja Sage. Kini mereka akan menggunakan kesempatan itu untuk balas dendam.

chap-preview
Free preview
ONE
Atheya menatap tumpukan kertas yang ada di hadapannya. Kacau. Semuanya benar-benar kacau. Kerajaan benar-benar kacau saat ini karena raja yang tidak bertanggung jawab itu. Atheya mendesah pelan dan menatap jendela.             “Bagaimana bisa seseorang sepertinya menjadi raja? Aku bahkan tidak yakin kerajaan ini akan bertahan lima tahun lagi. Mungkin sebelum lima tahun, akan ada kerajaan lain yang mengambil alih pemerintahan kerajaan ini,” keluhnya.             Atheya tidak sadar bagaimana bisa semuanya menjadi kacau seperti ini. Karena kelalaian raja, ada banyak sekali rakyat yang hidup dalam kemiskinan. Sebagai keluarga dari pemimpin wilayah, Atheya harus ikut serta untuk membantu rakyatnya.                  “Kita tidak bisa seperti ini terus. Tapi kita tidak bisa melawan raja sialan itu,” Atheya mendengus kencang dan menatap kakak perempuannya.             Aquila hanya bisa mendesah pelan. “Sejak awal kita memang tidak memiliki pilihan. Jika kita mengubah aturan, maka kita akan dianggap melakukan pemberontakan. Aku tidak ingin keluarga kita hancur karena itu.”             Atheyaries Farphine, seorang perempuan berumur dua puluh tiga tahun. Ia adalah anak terakhir dari Viscount Farphine. Atheya memiliki kakak bernama Aquila yang kini sudah meneruskan gelar ayahnya.             “Andai saja dia tidak pernah lahir ke dunia ini. Mungkin kerajaan ini akan menjadi jauh lebih baik! Aku yakin kini dia hanya berdiam di kamarnya tanpa melakukan apa pun dan membiarkan semua bangsawan melakukan tugas yang seharusnya dia lakukan!” pekik Atheya.             “Tentu saja, jika dia mau melakukan tugasnya dengan baik aku tidak memerlukan bantuanmu untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dia buat. Bahkan kau mungkin sudah bisa menikah dengan tenang,” balas Viscountess Farphine itu.             Atheya memutar matanya. “Tidak ada bangsawan yang mau menikah dengan keadaan seperti ini. Pernikahan membutuhkan biaya yang besar dan setidaknya bangsawan di kerajaan ini masih waras untuk tidak menghamburkan uang mereka saat keadaan seperti ini.”             “Ah, sudah hampir lima tahun sejak kematian tunanganmu. Apakah kau tidak berniat untuk mengunjungi makamnya?” tanya Aquila. Dia berusaha bertanya dengan nada lembut agar adiknya itu tidak terluka.             Atheya membulatkan matanya dan tersenyum kecil. Tidak terasa sudah lima tahun sejak kejadian itu. Atheya tertawa dengan nada yang sangat tidak mengenakkan. Aquila menatap adiknya itu dan merasa bersalah karena sudah mengingatkannya dengan kejadian itu.             “Ah, aku akan menemui Orion dulu. Kau tidak perlu membantuku untuk mengerjakan tugas-tugas ini,” Aquila kemudian segera pergi dari sana dan menemui suaminya.             Atheya bangkit dari tempat duduknya dan segera pergi ke kamarnya. Ia menatap lukisan tunangannya yang selalu ia simpan. Atheya sangat mencintainya, tapi mereka berpisah karena takdir. Atheya memegang lukisan itu dan tersenyum.             “Apakah kau sudah bahagia, Ain? Sepertinya aku harus menemuimu. Tepat seminggu lagi adalah hari saat kau meninggalkanku. Lima tahun, seberapa cepat malam berganti?” tanya Atheya pada dirinya sendiri.             Atheya merebahkan badannya di ranjang dan tertawa miris. Atheya sendiri tidak ingat kapan pertama kali ia bertemu dengan Ain. Mereka sudah sangat akrab sejak mereka kecil. Ketika beranjak remaja, cinta mulai tumbuh di antara mereka.             Orang tua mereka yang mengetahui hal itu akhirnya memutuskan untuk menjodohkan mereka. Atheya masih ingat betapa bahagianya dia saat ia bertunangan dengan Ain. Atheya bahkan tidak melepas cincin pertunangan mereka hingga saat ini. Atheya iri dengan kakaknya. Ia mewarisi gelar Vicount Farphine dan bisa menikah dengan Orion yang merupakan anak laki-laki dari seorang Count. Orion memang memiliki seorang kakak laki-laki untuk mewarisi gelar itu jadi dia tidak perlu khawatir. “Sial, jika dipikir-pikir lagi hidupku memang semenyedihkan itu. Bahkan aku hanya memiliki satu teman yang dekat denganku. Aku bahkan belum menikah walaupun aku sudah berumur dua puluh tiga tahun,” keluh Atheya. Atheya akui bahwa tidak ada yang buruk dengan kerajaan ini. Tidak ada perbedaan gender, perbedaan status antara orang biasa dan bangsawan juga tidak sejauh itu, dan kerajaan ini sangat makmur, sebelum raja sialan itu memerintah. Atheya masih ingat dengan wajah menjijikkan raja itu. Dia memiliki banyak sekali wanita yang melayaninya. Dia juga menaikkan pajak hingga mencapai angka yang tidak masuk akal dan membuat rakyat menjadi miskin. Setiap harinya Atheya hanya membayangkan rencana pemberontakan yang akan ia lakukan, tapi itu semua hanya akan berakhir di pikirannya. Atheya tidak ingin kebahagiaan orang tua juga kakaknya hancur karena pemikirannya itu. Atheya mendesah pelan dan menatap langit yang berwarna biru. “Ain, jika kau masih hidup, apa yang akan kau lakukan?” *** Atheya menatap dirinya di cermin. Ia memakai gaun hitam yang entah sudah berapa kali ia kenakan. Ia memakai gaun itu karena Ain pernah mengatakan jika ia sangat menyukai gaun itu. Hari ini, Atheya akan pergi ke makam Ain. Atheya masuk ke dalam kereta kuda dan pergi ke tempat pemakaman kerajaan. Atheya tahu jika Aquila menatapnya dengan tatapan yang sangat berhati-hati. Aquila bahkan melarang Clay, anaknya untuk mendekati Atheya. Namun, Atheya sangat senang karena kakaknya melakukan hal itu. Luka yang ada di hatinya itu tidak pernah sembuh dan Atheya membutuhkan waktu untuk sendiri. Atheya tidak tahu kapan ia akan bisa melupakan Ain. Atheya sudah merelakan Ain, tapi ia tidak bisa melupakannya. Ain masih menjadi pemilik hatinya walaupun laki-laki itu sudah tidak ada di dunia ini lagi. Mata Atheya bergetar ketika mengingat tubuh Ain yang sudah tidak bernyawa. Raja Sage, atau yang Atheya sering panggil dengan nama raja sialan, mengirim Ain ke suatu tempat. Hingga detik ini pun Atheya masih tidak mengetahui ke mana ia mengirim Ain. Tiba-tiba saja Ain sudah kembali dengan tubuh yang tidak bernyawa. Atheya turun dari kereta kuda dan berjalan menuju makam Ain. Suasana yang hening membuat Atheya menjadi emosional. Atheya berusaha menahan air mata yang akan keluar dari kedua matanya. “Ain, sudah lima tahun kau pergi meninggalkanku, bukan?” tanya Atheya dengan suara bergetar. Atheya meletakkan bunga yang ia bawa ke makam Ain. Atheya kemudian duduk di sebelah makam itu tanpa memedulikan gaunnya yang akan kotor. Angin berhembus dengan kencang. “Sampai detik ini, aku masih sangat mencintaimu. Aku tidak tahu apakah kau masih mencintaiku atau tidak. Haha, konyol sekali. Aku yakin kau sudah bahagia di tempat yang indah, Ain,” lanjutnya. Atheya kembali terdiam. Seorang laki-laki berambut hitam itu kembali muncul dalam ingatannya. Atheya masih mengingat semuanya. Senyum dan tawa itu, Atheya masih sangat mengingatnya. “Ain, kini aku sudah berumur dua puluh tiga tahun. Aku bahkan sudah dikategorikan sebagai bangsawan yang terlambat menikah. Menyebalkan memang. Namun, ada banyak sekali bangsawan laki-laki yang melamarku.” Atheya terdiam sejenak. “Sepertinya aku harus menerima salah satu dari mereka. Kau pasti setuju, bukan? Ada seorang laki-laki yang terus mengejarku saat kita masih kecil. Aku rasa aku akan menerima lamarannya.” Atheya kemudian berdiri dan tersenyum. “Tenang saja, Ain. Kau tetap menjadi satu-satunya orang yang sangat aku cintai. Tidak ada satu pun orang yang bisa menggantikan dirimu di dalam hatiku.” “Ain, aku akan pergi dulu. Maafkan aku karena hanya bisa sebentar berada di sini. Aku harus membantu kakakku untuk mengurus rakyat dan juga mengurus lamaran-lamaran yang aku terima. Aku pergi, Ain.” Atheya kemudian segera pergi dari pemakaman itu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
9.1K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K
bc

Romantic Ghost

read
162.5K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.4K
bc

Time Travel Wedding

read
5.4K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
4.0K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook