THROWBACK

1612 Words
3rd Anniversary Press Conference top model “Qi Qi Mo”, September 2021, Shanghai. “Wah itu dia..dia datang!!” Teriakan seseorang mulai membuat suasana yang semula tenang menjadi ribut. “Wah, dia benar-benar dewi. Dia adalah dewi.” “Mo Qi Qi, aku mencintaimu. Menikahlah denganku.” Gedung aula yang mampu menampung 500 orang itu kini dipenuhi oleh ribuan manusia. Sebagian orang yang tidak mendapatkan kursi, terpaksa harus berdiri dan membuat barisan rapi. Ribuan penonton yang berada di aula itu tiba-tiba bersorak ria ketika sesosok wanita cantik berjalan memasuki panggung. Wanita itu melambai dan berjalan dengan anggun. Memakai topi baret berwarna coklat muda dan sebuah setelan pakaian dari merek pakaian ternama “Gucci”, wanita itu tampak menawan. Tentu saja itu adalah super model Mo Qi Qi. Dia adalah super model kebanggaan Tiongkok yang telah berkarir di dunia model selama 3 tahun. Belum lama, tapi ia sudah berhasil masuk ke dalam jejeran model ternama dunia. “Halo semuanya, ini aku Mo Qi Qi. Senang bisa bertemu dengan kalian lagi.” Mo Qi Qi itu tampak tersenyum. Dan sekali lagi, aula bergema dengan teriakan dari fans super model itu. “Ini adalah tahun ketiga di mana aku berkarir di dunia modelling. Dan aku merasa bersyukur atas cinta dan kasih yang telah kalian berikan padaku. Aku benar-benar berterima kasih. Dan di usia karirku yang sudah 3 tahun ini, aku akan menyampaikan sesuatu.” Mo Qi Qi masih tersenyum anggun. Cahaya sorot, dan lampu kamera tidak pernah pindah dari wajah cantiknya. Mo Qi Qi kemudian melanjutkan, “Kalian semua pasti sudah mengetahui bagaimana kisahku di masa lalu. Bagaimana aku seorang Mo Qi Qi yang hanya angsa buruk rupa kini bisa menjadi seperti ini. Dan ini tentu saja berkat kalian semua, terima kasih. Sesuatu yang ingin aku katakan adalah, aku mau setiap perempuan di dunia ini mencintai diri mereka apa adanya. Dan aku ingin setiap laki-laki di dunia ini mencintai kami kaum perempuan "apa adanya" bukan karena "ada apanya." Seorang wartawan dari stasitun tv swasta tiba-tiba membuka mulutnya dan bertanya, “Lalu apakah nona Mo memiliki rencana lain mengenai karir nona Mo di dunia modelling?” Mo Qi Qi mengangguk dan tangan rampingnya kembali mengambil microphone, ia kemudian berbicara, “Ini adalah alasanku untuk mengadakan konferensi pers hari ini.” Mo Qi Qi tiba-tiba berdiri dari kursinya, ia melangkah maju dan berjalan ke depan panggung. Ia tersenyum ketika berbicara, “Aku Mo Qi Qi resmi pensiun dari dunia modeling yang membesarkan namaku. Aku berterima kasih pada semua fans yang telah mendukungku selama 3 tahun ini.” Mo Qi Qi langsung membungkuk 30 derajat begitu ia selesai berbicara. Aula sejenak hening, tapi satu detik kemudian para fans langsung membuat keributan. “Apa yang baru saja dikatakan oleh dewi kita?” “Dia akan pensiun?” “Tidak mungkin, dia pasti bercanda.” Para fans berbicara dengan orang yang berada di samping mereka. Seketika diskusi besar terbentuk di aula itu. Mo Qi Qi melihat semua reaksi itu di matanya, ia hanya diam dan berusaha tersenyum. Pembawa acara tiba-tiba membuat suara hingga akhirnya para fans Mo Qi Qi itu bisa tenang. Mo Qi Qi kembali duduk di kursinya, kali ini giliran para wartawan yang membuat keributan. Mereka berlomba-lomba untuk bertanya alasan Mo Qi Qi tiba-tiba pensiun. “Aku tidak akan menjawab pertanyaan dari rekan-rekan media. Tapi aku akan langsung menjawabnya. Aku berhenti sebagai model demi melanjutkan cita-citaku sebagai seorang designer. Aku harap kalian bisa menghormati keputusanku dan mau mendukungku. Terima kasih.” Mo Qi Qi sekali lagi berdiri dari kursinya dan ia kembali membungkuk. Sesaat setelah membungkuk, ia langsung keluar dari aula. Dan untuk kesekian kalinya, para fans dan wartawan membuat keributan. Mo Qi Qi langsung keluar dari gedung dan masuk ke dalam mobil Van-nya. Ia tampak kesulitan bernapas saat baru saja melarikan diri dari kejaran para wartawan. “Kau benar-benar sesuatu Mo Qi Qi, aku salut padamu.” Itu adalah Lu Bao Ni yang sudah menunggu Mo Qi Qi di dalam mobil. Mo Qi Qi menghela napas, "Aku..aku, tidak keluar dari perusahaan dan hanya pensiun dari profesiku. Aiya, jangan memasang ekspresi seperti itu, aku masih Mo Qi Qi, dan bukan seorang tunawisma.” Sahabat baik Mo Qi Qi itu hanya bisa menghela napas panjang saat ia mulai mengambil tisu untuk menyeka keringat Mo Qi Qi. Lu Bao Ni lalu berbicara, “Walau pun kau menjadi tunawisma dan berakhir dengan kemiskinan, aku masih tetap akan merawatmu.” “Uuu kau memang sahabat terbaikku.” Mo Qi Qi memeluk Bao Ni dengan erat sebelum akhirnya Lu Bao Ni berusaha melepaskan pelukan Mo Qi Qi dan berkata, “Istirahatlah, kau pasti lelah. Aku akan membangunkanmu ketika kita sudah sampai.” Qi Qi mengangguk, ia kemudian menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi mobil. Matanya menatap ke arah luar jendela. Langit biru tampak indah saat berbaur dengan pohon-pohon yang hijau, Qi Qi kini tengah larut dalam pikirannya. Ia bergumam dalam hati, “Aku dulunya ada Mo Qi Qi dengan dua julukan, buruk rupa dan Chi Chi (Jelek). Mo Qi Qi yang sekarang bukanlah Mo Qi Qi yang dulu, tapi entah mengapa aku tiba-tiba rindu masa mudaku yang kelam, selain itu aku juga merindukannya. Bagaimana kabarnya sekarang? Hmmph, dasar bajingan licik.” [FLASHBACK] Shanghai, 7 tahun yang lalu… “Apa itu Cinta?” Cinta adalah sebuah emosi yang datang dari hati. Cinta yang tulus tidak akan memandang fisik dan rupa. Cinta juga bukan tentang memiliki, cinta tidak se-egois itu. Cinta adalah bagaimana menempatkan hal yang kita cintai di atas segalanya. Mo Qi Qi sedang dalam mencari informasi mengenai jurusan yang akan dimasukinya di Universitas nanti. Tapi sebuah artikel di Baidu yang tidak sengaja terbuka membuatnya tertarik untuk membaca artikel itu. "Pei! Artikel ini berbohong, mana mungkin cinta tidak memandang fisik. Lalu apa bedanya dengan pasangan yang menikah karena harta dan paras lalu mereka hidup bahagia, apa itu bukan karena memandang fisik? Jika tidak, mereka pasti akan berpisah.” Mo Qi Qi meraung tidak jelas setelah membaca paragraf awal artikel itu. (Baidu; mesin pencarian mirip Google/ Google nya orang China) Melihat tulisan di salah satu website Baidu itu, Mo Qi Qi merasa semangatnya hilang. Saat bayangan wajahnya terpantul di layar laptopnya, ia seperti tengah melihat wajah mengerikan. Kacamata besar, rambut keriting, dan wajah kusam yang membuat setiap orang akan meledeknya lagi. Mo Qi Qi menutup layar laptopnya dengan suara ‘Pak’, suara itu cukup keras hingga ibu Mo Qi Qi yang tiba-tiba muncul entah dari mana mulai mengomeli putri sulungnya itu, “Apa kau kira itu murah? Jika laptop itu rusak, jangan harap kau bisa memilikinya lagi. Berhentilah merusak barang dan kemasi barang-barangmu.” Secara mengejutkan Mo Qi Qi yang buruk rupa diterima di jurusan design di sebuah Universitas ternama di Shanghai. Secara alami itu adalah universitas Fudan. Menjadi perancang busana memang sudah menjadi impian Mo Qi Qi. Ia awalnya berbohong pada ibunya jika ia akan memilih jurusan bisnis. Tapi siapa yang menyangka kebohongan Mo Qi Qi itu berbuah manis, ia secara mengejutkan diterima di jurusan design. Banyak orang yang mengatakan jika itu hanya sebuah keberuntungan, sebagian kecil mengatakan jika para staff tidak sengaja melakukan kesalahan saat penginputan data, dan masih banyak lagi spekulasi yang dikatakan oleh orang-orang begitu mereka tau jika seorang Mo Qi Qi yang culun dan udik itu bisa masuk ke jurusan di mana para dewi kampus berkumpul. Setelah liburan musim panas, para mahasiswa baru akhirnya memasuki kampus. Mereka melakukan registrasi dan pendaftaran ulang. Di halaman luar Universitas Fudan itulah para mahasiswa baru berkumpul. Mereka berjejer rapi membentuk sebuah barisan di depan tenda registrasi. Mo Qi Qi dan Lu Bao Ni segera menyeret koper mereka dan masuk ke dalam barisan. Tak perlu menunggu lama untuk Mo Qi Qi sampai di depan meja registrasi. Pemuda tampan menyambutnya dengan senyum tulus, “Kartu identitas.” “Ini.” Mo Qi Qi menyerahkan kartu identitasnya itu pada senior tampan itu. “Mo Qi Qi, nama yang bagus. Jurusan?” Senior itu sangat ramah. Tak heran jika semua gadis melirik ke arahnya. Tapi nampaknya senior tampan itu sama sekali tidak tertarik. “Ah, terima kasih senior. Aku dari jurusan design.” Mo Qi Qi berbicara. Perhatian yang semula tertuju pada senior tampan itu langsung beralih ke Mo Qi Qi. Para mahasiswa baru itu tampak kaget ketika Mo Qi Qi mengatakan jurusannya. Melihat penampilan dan tampangnya, tidak mungkin seseorang seperti Mo Qi Qi bisa masuk jurusan itu. Suara cemoohan tiba-tiba terdengar dari orang yang berdiri di samping Mo Qi Qi. Itu adalah mahasiswi yang sedari tadi menatap senior tampan, “Hmmph, dia masih belum bangun sepertinya. Apa dia tidak salah jurusan ahahahha.” Lu Bao Ni yang berdiri di belakang Qi Qi baru saja akan mulai berbicara untuk Mo Qi Qi. Tapi senior tampan itu sudah terlebih dahulu membuka mulutnya, “Junior, apa menurutmu jurusannya salah? Dan siapa kau, hingga kau bisa mengomentari urusan orang lain? Lebih baik diam dari pada harus menyakiti orang lain.” Mo Qi Qi menatap senior tampan yang berbicara untuknya itu. Wajah tampan yang semula hangat tiba-tiba menjadi dingin. Alisnya merajut ketika ia berbicara. “Xue Ying…” tiba-tiba seorang senior yang sedari tadi duduk di samping senior bernama Xue Ying itu menarik lengannya. Xue Ying dengan wajah kesal langsung duduk. Sementara wajah mahasiswi baru itu tampak memerah karena malu. “Jangan dengarkan ucapan bodoh seperti itu. Berusahalah. High Five.” Senior bernama Xue Ying itu membuka telapak tangannya pada Mo Qi Qi dan ia tersenyum ramah. Mo Qi Qi masih membeku sebelum akhirnya Bao Ni mendorongnya. “Terima kasih senior.” Mo Qi Qi tidak membalas tangan Xue Ying tapi ia malah membungkuk seperti orang bodoh. Mo Qi Qi dengan terburu-buru melarikan diri dari depan Xue Ying, sementara Xue Ying hanya memandang telapak tangannya dengan senyuman ringan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD