1. PERATURAN KELUARGA

1372 Words
Sebuah rumah megah bertingkat, rumah itu memiliki tingkat 3 lantai. Sebenarnya itu adalah rumah megah keluarga besar Bahtian, keluarga orang kaya raya di kota Bianca. Di rumah megah tersebut, hidup seorang pemuda tampan dan gagah yang bernama Pedro Fernando Bahtian, anak pertama dari Romy Fernando Bahtian dan Julia Stevani Bahtian. Pedro sedikit pemalas saat berada di rumah, katanya bosan dengan hidup yang serba mewah. Kehidupan yang serba mewah hanya membuatnya sulit dalam mendapatkan kebebasan, karena banyak peraturan yang harus ditaati. Sebenarnya itu semua akibat peraturan yang turun temurun sejak kakek nenek mereka, peraturan yang harus ditaati agar menjadi anggota keluarga yang berbakti, cerdas, rajin dan selalu menjaga nama baik keluarga besar. Beberapa peraturan itu adalah : Dilarang bangun lebih dari jam 6 pagi, dilarang pergi tanpa berpamitan, harus makan tepat pada waktunya, harus belajar di rumah setiap hari minimal 2 jam bagi yang sekolah atau kuliah, dilarang pulang malam melebihi jam 8 malam, dilarang minum alkohol jika masih menjalani ilmu pendidikan, dan peraturan lainnya yang membuat seorang pemuda pasti merasa berat. Itulah beberapa peraturan yang memang tidak mudah dilakukan. Peraturan-peraturan itulah yang membuat Pedro bosan dan benci ketika di rumah, hanya ada sedikit hal yang bisa membuatnya terhibur, salah satunya adalah ponsel. Pedro berusaha mencari cara lain agar hidupnya tidak membosankan, terutama saat di luar rumah, meski terbatas. *** Di sebuah rumah bertingkat, tepatnya kamar paling pojok kanan di tingkat lantai tiga. Di situ terlihat seorang pemuda tampan yang sedang rebahan sambil memperhatikan ponselnya, terkadang senyum-senyum sendiri, sepertinya dia sedang menonton video lucu. Pemuda tampan itu sebenarnya adalah Pedro Fernando Bahtian, biasa dipanggil Pedro. Ini adalah hari libur, jadi Pedro sedikit bersantai agar pikirannya tidak jenuh. Sesaat kemudian, ada seorang anak kecil yang mungkin masih SD datang mengendap-endap. "Hayoo, Kak Pedro lagi nonton apa?" teriaknya mengagetkan Pedro, apalagi anak kecil itu merebut ponsel milik Pedro. "Woii, Samuel! Kembalikan ponsel Kakak!" pinta Pedro segera beranjak dari kasur untuk merebut kembali ponselnya. Ternyata dia adalah adik kandung Pedro yang sebenarnya bernama Samuel Fernando Bahtian, biasa di panggil Samuel. Dia masih kelas 5 SD dan suka sekali menjahili kakaknya, alias Pedro. Hanya Samuel yang bisa menghibur Pedro saat di rumah, meski terkadang merasa kesal. Mereka berdua sering bercanda ria dan bermain bersama ketika di rumah. "Bentar! Aku mau liat dulu," jawab Samuel. "Wow, jadi Kak Pedro suka film-film romantis? Ciee, jangan-jangan Kakak sedang jatuh cinta nih!" lanjut Samuel mengomentari film yang ada di ponsel Pedro. "Heh, anak kecil jangan ikut campur urusan orang dewasa! Belum cukup umur tau," balas Pedro, lalu berusaha merebut kembali ponselnya. "Memangnya kenapa, aku kan juga penasaran dengan yang namanya cinta, Kak." "Udah dibilangin belom cukup umur juga. Besok kalau udah remaja, baru boleh, tapi sebatas tau aja, mengerti?" "Enggak! Weekkk!" bala Samuel sambil menjulurkan lidahnya. "Huh, dasar anak bandel! Sini kembalikan ponsel Kakak, cepetan!" "Ogah!" "Samuel!" "Apa?" "Balikin gak?" "Enggak!" "Ya udah, entar kalau kamu minta gendong, Kakak gak mau lagi," ucap Pedro. "Ehh, iya, iya. Nih ponsel Kakak," balas Samuel sambil mengulurkan ponsel tersebut, Pedro tersenyum mengetahui adiknya luluh. Namun saat Pedro ingin meraih ponsel miliknya, Samuel menarik ponsel itu dan menggoda kakaknya lagi. "Samuel!" kesal Pedro sudah mendidih. "Oke, oke! Aku akan serahkan ponsel Kak Pedro, tapi gendong dulu ya! Sekalian turun ke bawah. Aku ke sini karena disuruh Mama untuk manggil Kak Pedro sarapan bersama, mengerti!" ucap Samuel. "Oh jadi begitu. Tapi Kak Pedro belom laper, Samuel!" balas Pedro. "Pokoknya Kakak harus turun, kata Papa dan Mama, ada hal penting yang harus kita bicarakan." Pedro penasaran dengan perkataan Samuel barusan. "Hah, hal penting. Apa itu?" tanya Pedro terheran. "Mana aku tau Kak, makanya ayo cepetan gendong aku ke sana!" "Oke, oke!" Pedro segera jongkok untuk menggendong adik tersayangnya tersebut, melihat itu Samuel segera naik di punggung kakaknya dengan perasaan bahagia. Saat digendong, Samuel mengembalikan ponsel milik Pedro itu. Pedro mengatakan bahwa berat badan Samuel mulai terasa, tentu saja karena semakin besar. "Kak, kenapa sih Kakak masih jomblo? Aku kan pengen tau pacar Kak Pedro seperti apa? Aku juga penasaran apa Kak Pedro bisa mendapatkan gadis cantik, hehe," ucap Samuel membuat Pedro tercengang dan sedikit malu, meski adiknya sendiri yang bertanya, mungkin karena baru kali ini Samuel bertanya tentang status pacar kakaknya tersebut. "Pacar Kak Pedro ya? Hmm, kamu tau dari mana kalau Kakak masih jomblo?" tanya Pedro. "Gak perlu cari tau, udah jelas Kak Pedro gak pernah bawa pulang cewek, di ponsel Kak Pedro juga gak ada foto Kakak sedang berdua sama cewek," jawab Samuel. "Dasar tukang intip foto ponselku." "Hehehe, tapi bener kan tebakan ku?" "Salah!" "Hah? Gak, aku gak percaya Kak Pedro punya pacar, Kakak jelas bohong," ucap Samuel tidak percaya. "Udah, gak usah berisik!" "Hahaha, itu tanda bahwa Kak Pedro memang jomblo. Soalnya marah saat ngomongin tentang pacar." "Udah diem, kita udah sampai!" pinta Pedro yang masih menggendong Samuel adiknya. Mereka sudah sampai di ruang makan, di sana ada kedua orang tua Pedro yang bernama Romy dan Julia itu, ada juga kakek dan neneknya. "Hmm, cucuku yang paling kecil ini, masih saja manja sama kakaknya," ucap neneknya sambil geleng-gelang kepala, sementara yang lain hanya tersenyum. "Gak apa-apa Nek, asal Kak Pedro mau, hihihi," balas Samuel sambil terkekeh. "Untung saja masih SD, kalau udah SMA masih minta gendong, akan aku jitak kepalanya," ucap Pedro sambil menurunkan Samuel, karena mereka akan duduk dan sarapan bersama. "Memangnya kenapa Kak, kalau SMA masih minta gendong?" "Astaga, apa kamu gak malu? Udah besar masih minta gendong." "Asal yang gendong Kak Pedro, aku gak malu, hahaha!" balas Samuel sambil tertawa renyah. "Ya ampun!" ucap Pedro sambil menepuk keningnya sendiri karena pusing dengan perkataan Samuel, sedangkan keluarganya terkekeh mendengar kelucuan antara Pedro dan Samuel. Namun tentunya, pemikiran Samuel saat ini dengan nanti ketika sudah dewasa pasti berbeda, dia akan tahu sendiri dan pasti tidak akan lagi minta gendong kakaknya tersebut. Keluarga besarnya tahu bahwa Pedro dan Samuel sangat akrab dan saling menyayangi, mereka sangat senang akan hal itu, meski terkadang kakak beradik tersebut bertengkar sekedar untuk bercanda ria. Selanjutnya mereka sarapan bersama, di situ ada menu nasi goreng seafood, jus nanas, kerupuk udang, dan buah-buahan segar. Ada juga roti tawar dan beraneka macam selai, roti tawar tersebut selalu tersedia jika ada yang tidak bernafsu makan nasi goreng atau menu sarapan lainnya. Namun saat ini, semuanya sangat suka nasi goreng, apalagi nasi goreng seafood. Sebenarnya itu adalah menu makanan favorit Pedro dan Samuel, memang sangat lezat nasi goreng seafood, banyak orang yang suka dengan menu tersebut. Keluarga besar tersebut makan bersama dengan nikmat, terkadang berbicara sedikit, terutama membicarakan tentang belajar Pedro dan Samuel, mereka mengatakan bahwa semuanya lancar dan tertib, meski sering membuat mereka jenuh dan pusing. Setelah sarapan selesai, mereka mengobrol karena ingin membicarakan sesuatu yang cukup penting. "Pedro, Samuel. Besok Papa sama Mama mau berangkat keluar negeri untuk mengurusi bisnis, kalian jaga diri baik-baik di rumah," ucap Pak Romy selaku Ayah mereka. "Jangan bandel! Kalian harus taati peraturan keluarga kita, mengerti?" ucap Bu Julia selaku Ibu mereka, dia bermaksud memberi nasehat. "Siap Pa, Ma!" jawab Pedro dan Samuel bersamaan. "Kami akan berusaha sebaik mungkin mentaati peraturan keluarga," lanjut Samuel dengan tersenyum, sementara Pedro hanya terdiam tanpa kata. Sebenarnya dia sudah bosan dengan peraturan ketat tersebut, tapi dia tidak berani menentang, karena memang tidak baik, ditambah pasti mendapat masalah dan hukuman. "Bagus! Papa sama Mama bangga pada kalian," ucap Ayah mereka. Pedro menelan ludah pahit mendengar itu, karena dia terpaksa bersikap patuh terhadap peraturan tersebut, padahal sering melanggar, hal itu agar orang tua tidak kecewa. Saat Pedro melanggar peraturan keluarga, dia berusaha menyembunyikan itu dan mencari cara agar terlihat taat. Saat ketahuan, dia memohon maaf dan berkata tidak akan mengulanginya lagi, meski akhirnya melanggar lagi. Mau bagaimana lagi, seorang anak muda pasti sangat bosan dengan banyak peraturan di hidupnya. Karena hal itu membuatnya kurang bebas, meski sebenarnya peraturan itu sangat baik bagi semuanya. Setelah selesai sarapan, Pedro dan Samuel disuruh untuk belajar sekitar 2 jam, karena sebentar lagi sudah waktunya, padahal ini hari libur. Dengan terpaksa Pedro mentaati peraturan tersebut, sedangkan Samuel merasa santai dan tidak menjadikan itu masalah, mungkin karena Samuel sudah terbiasa. Ruang belajar mereka ada di ruangan khusus, bukan di kamar tidur seperti biasanya, ruang khusus belajar Pedro dan Samuel bersebelahan dan ada di lantai paling bawah. Terkadang ada guru pembimbing belajar, terutama untuk Samuel yang masih SD.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD