Status Baru

1118 Kata

Zayda menatap sedih ke arah mobil karavan yang pemiliknya tengah sibuk menolak antrian pengunjung. Menandakan mereka telah tutup karena sudah tidak ada roti isi yang tersisa. "Apa ini berarti percuma saja kita jauh-jauh datang kesini?" Zayda bertanya dengan suara serak, mata dan bibirnya gemetar. Kalvin menahan napas, belum berani memberi jawaban. Pandangannya tak luput dari karavan dan sesekali melirik ke arah gadis di sebelahnya. "Kenapa diam, Vin?!" tegur Zayda, matanya menajam tak sabaran. Meletakkan dua tangan di pinggang, gadis itu terlihat menahan emosi. "Mereka benar-benar tidak punya stok? Bukankah harusnya berbisnis itu perlu banyak persiapan?" cecarnya. Seperti sepasang kekasih yang tengah bertengkar, Kalvin hanya tersenyum kikuk menerima kritikan Zayda. Padahal ini bukan s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN