“Ayah! Ayah ndong. Ayah!” Tiba-tiba entah darimana asalnya, Dante seperti mendengar suara Rora yang memanggilnya. “Rora? Rora sayang?” Kesadaran Dante kembali dalam waktu beberapa detik. Dia menoleh ke kanan dan kiri, telinganya langsung waspada. Tangannya cepat mengambil kemejanya yang teronggok di lantai, cepat dipakainya agar bisa segera mengejar Rora. Baru satu langkah maju, Karla menjerit memanggilnya. Memohonnya agar tidak pergi meninggalkannya begitu saja dalam keadaan yang sangat menyedihkan. “Mas! Mas Dante! Tunggu, kamu mau ke mana?” Karla berlari tanpa memakai baju, berniat mencegah Dante pergi. Dia menghalangi pintu kamarnya. Kedua tangannya terkembang agar Dante tidak bisa keluar dari kamar itu. “Minggir Karla, aku harus cari Rora!” Bentak Dante. “Tidak ada Rora di si