Chapter 125 - Nggak Ada

549 Kata

"Gimana Mas? Bagus kan ide Annisa," kata si Nisa dengan gembira. Aku cuma tersenyum sambil menganggukkan kepala. Nisa baru saja mengutarakan niatnya untuk membuka warung mie ayam kecil-kecilan di kota kecamatan setelah lulus nanti. Kalau bukan Mie Ayam, dia akan membuka warung nasi goreng. Alasannya? Karena kami suka jajan Mie Ayam dan Nasi Goreng kalau pas jalan di malam minggu. Lucu dan aneh tapi praktis. Kata Nisa biar irit ntar. Kan dah nggak makan keluar lagi karena kita sendiri jualan. Padahal kalau tiap hari makan itu-itu juga pasti bosen kan? Eittt, tunggu dulu. Bukan berarti aku bosen sama gadisku ya. Mereka tu bukan makanan dan mereka nggak pernah bikin aku merasa bosen dan pengen mutusin mereka. Putri yang duduk di sebelahku cuma terdiam saja dan mendengarkan kami. Mung

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN