NFSW Warning. Skip ke next chapter jika kurang berkenan. ===== Putri rebah ke kasurku dan telentang. kedua kakinya masih rapat dengan rok abu-abu yang sudah tersingkap di sampai ke pahanya. Aku menunduk dan menggunakan tanganku untuk membuka kedua kaki Putri. Tapi kedua kaki itu masih dengan kuat mengempit dan melawan tanganku. "Put," panggilku pelan. "Mmmm," dia menjawab tanpa kata-kata dan melirik ke arahku. "Buka," kataku. Putri memejamkan matanya. Aku merasa kempitan pahanya mulai melemah. Tanganku dengan cepat membuka celana dalam si Putri dan dengan segera menemukan mahkota indah tanpa bulu itu. Aku tersenyum ketika melihat mahkotanya yang dulu membuatku merasa menjadi lelaki pertama kali itu. Aku kemudian menunduk dan mulai menciumi Putri pelan. Secara reflek paha Putri be