Chapter 58 - Ternyata

492 Kata

Esoknya aku bangun lebih pagi. Hari ini harus masuk sekolah. Dah dua hari libur. Nanti cari sarapan dekat sekolah aja, pikirku. Tapi. Sebuah salam terdengar dari pintu belakang rumah. Hmmmm? Aku pun berjalan ke belakang dan membuka pintunya. Dan bukan Mbak Yanti yang di belakang tapi suaminya dengan sepiring sarapan di tangan. Eh? "Makasih ya Mas," kataku. "Iya. Sama-sama," jawab Mas Hendro. Setelah aku menerima piring di tangannya, Mas Hendro belum balik juga. Ada apa ni ya? Masa iya Si Mbak Tetangga ngomong kalau dia pernah kukerjain? Aduuhhh, mati aku. Tapi kalau kek gitu, harusnya Mas Hendro nggak bakalan ngasih sarapan kan? Kalau aku, bakalan nggedor pintu sambil bawa parang. Wkwkwkwkwk. "Mas mau ngomong dikit An," kata Mas Hendro keliatan agak ragu dan nggak enak hati. Aku j

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN