Aku kembali merebahkan tubuhku di sebelah tubuh Wulan yang masih terbaring di atas ranjang. Dia terlihat sedikit kaget. Apalagi setelah itu aku memeluknya dari belakang dan membisikkan sesuatu ke telinganya, "Aku masih disini kok. Terima kasih untuk semuanya."
Tubuhnya bergetar makin kuat dan yang nggak kusangka-sangka, Wulan justru kembali menangis dalam pelukanku. Dia merapatkan tubuhnya ke belakang dan kedua tangannya memegangi tanganku yang memeluknya. Aku pun memeluknya lebih erat lagi.
Aku membiarkan dia menangis sepuasnya dalam pelukanku. Aku mendengar bisikan-bisikan lirih darinya yang memuji betapa aku begitu pengertian dan memahaminya. Di saat yang sama, aku hanya bisa tersenyum kecut saja.
Lima belas menit kemudian tangisan Wulan mulai reda.
"Terimakasih," bisiknya lirih.
"
