“Kamu kok agak aneh, An?” kata Mbak Yanti. “Anu,” aku kehilangan kata-kata, “gara-gara kemarin sore itu, aku semalaman nggak bisa tidur, Mbak.” Mbak Yanti dengan panik melihat ke arah kiri dan kanannya ketika mendengar aku menyebut kejadian kemarin sore. “Kamu tu!! Jangan ngomong sembarangan ya, An. Kalau ada yang dengar gimana?” tegur Mbak Yanti panik. “Tapi aku serius, Mbak,” kataku. “Nggak!! Kemarin sore itu kesalahan, An. Mbak khilaf, kamu juga. Kita nggak bisa mengulanginya lagi. Mbak juga sama kek kamu, kepikiran dari semalam. Mbak nyesel sudah ngebolehin kita ngelakuin itu,” bisik Mbak Yanti. “Tapi Mbak, kita kan cuma saling ngelihat?” kataku. “Iya. Memang. Tapi yang kutakutkan, pelan tapi pasti, kita nanti kebablasan An,” bantah Mbak Yanti. “Nggak mungkin, Mbak,” jawabku.