Chapter 143 - End

639 Kata

"Ira curang!!!" Entah sudah yang keberapa kali Nisa mengulangi kalimat yang terdiri dari dua kata itu. Ira cuma tersenyum manis tanpa memasukkan kata-kata Nisa ke hati. Dia ngerti kok kenapa Nisa marah-marah tak kunjung berhenti. Karena Ira nyalip di tikungan. Wkwkwkwk. Nisa dah berkali-kali ngomong ke Abah untuk nikah sama aku tapi lampu hijau tak kunjung datang dengan satu alasan. "Tunggu kamu lulus kuliah dulu dan dapat kerjaan mapan." Nah Ira? Sekalinya dia ngomong sama Papa dan Mamanya, mereka jawab, "Ira dah dewasa dan bisa mutusin yang terbaik buat Ira sendiri." Nah lho. Apa nggak green light tu? Alhasil, Ira berhasil jadi istri pertamaku, duluan dibandingkan Nisa. Itulah alasannya si Manis uring-uringan seharian ini sama si Kalem. Doi kena salip di tikungan ala Valenti

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN