Aku menganggukkan kepala. Ira lalu menciumi bagian dadaku dan terus bergerak turun. Aku makin merasa nggak karuan dan berharap si Kalem nggak menghentikan sapuan lidahnya sampai mencapai tujuan akhirnya. Dan benar dugaanku. Ira berhenti sebentar lalu mulai menciumi ujung senjataku pelan. Satu menit kemudian, Ira menggunakan mulut mungilnya untuk mengulum benda itu dan membuatku merem melek keenakan. "Enak Mas?" tanya Ira. Sempak!! Jelaslah, pake nanya lagi, keluhku dalam hati. Ira lalu melanjutkan servicenya dan membuat kakiku mengejang-ngejang menahan rasa kebelet pipis yang mendera. Di saat kritis, Ira menghentikan kulumannya dan berbisik lirih. "Udah ya Mas? Ira dah basah banget ni. Ira masukkin ya?" Aku menganggukkan kepala dan Ira mulai bergerak naik ke atasku. Pelan-pelan