Oke. Pertengkaran kami memang dah selesai. Aku juga merasa kalau kami berdua makin dekat dan sayang. Kadang bertengkar seperti ini bagus juga untuk hubungan kami. Tapi aku belum tahu kalau masalah ini masih jauh dari kata kelar dan bakalan makin runyam. Makin runyam karena sebuah nama. Annisa. ***** "Aan belum datang Dek?" tanya Zahra ke Nisa. Mereka berdua memang sedang di teras rumah. Nisa dah memakai seragam perawatnya dan ditemani Kakaknya. "Belum Kak," jawab Nisa sedikit kuatir. "Aan nggak pernah nelat kek gini kan?" tanya Zahra. "Nggak pernah Kak. Dia emang kadang suka jahil dan cengengesan, tapi kalau soal ginian dia selalu on time," jawab Nisa. "Dek Annisa sudah coba chat Aan?" tanya Zahra lagi. "Udah kak. Terkirim tapi nggak diread," jawab Nisa. "Mas Aan lagi ngapain