PART 22 - TITAH AIRA

2418 Kata

PART  22  –  TITAH AIRA Biarlah anganku melambung setinggi langit. Walaupun pada akhirnya hanya sanggup memeluk awan Tanpa mampu meraih bintang. Meratap dalam gelapnya malam. Tenggelam dalam heningnya udara. Biarlah hanya semu yang sanggup kugapai Demi sebuah kisah yang seharusnya tak pernah kuulang. Karena aku tahu tak ada akhir yang pantas aku kenang. Aira masih terdiam. Mencerna suara yang terasa indah kala menyebut nama lengkapnya. Suara yang sudah lama ia lupakan. Yang ia pikir tak akan  lagi  sampai ke indra pendengarannya. Nyatanya hari ini, suara itu nyata Aira dengar. Senyata sang pemilik suara yang kini masih berdiri menjulang dengan tubuh tegapnya. Suara lain yang sampai ke telinganya kemudian, yang akhirnya membuat Aira memutuskan pandangannya. Astaga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN