Lucien mendekat lebih lagi dan sebelum Stella sempat memutar wajah atau berkata apapun, bibir pria itu menyentuh sudut bibirnya dan menjilatnya.
Satu sentuhan cepat. Sangat cepat.
Stella membeku. Matanya membelalak.
Lucien menarik diri pelan dan dengan ekspresi santai seperti baru saja membetulkan kerah kemejanya, dia berkata, “Ada es krim di bibir kamu.”
Stella menatapnya, shock. “What?!”
Lucien mengangkat alis. “Kenapa? Aku bantu bersihin.”
Stella menutup wajahnya dengan tangan. “Kamu nggak bisa usap pakai jari aja gitu?!”
Lucien tersenyum. Senyum nakal, menggoda, dan terlalu enak dilihat. “Kamu sendiri yang bilang ... aku anak anjing.”
Dia menyandarkan dagu ke tangannya. “Pikir aja sendiri ... anak anjing bersihinnya pakai apa.”
Stella menatapnya seperti ingin melempar sendok.
