Cahaya pagi menyusup perlahan dari celah tirai kamar. Warna keemasan memantul lembut di dinding krem. Lucien membuka matanya pelan. Untuk sesaat, dia tidak tahu di mana dirinya. Tubuhnya masih berat, kepala masih sedikit pusing. Tapi ada sesuatu yang berbeda pagi ini, bukan rasa sakit. Bukan gejala flu. Bukan demam. Tapi … kehangatan. Dia menoleh perlahan ke sisi tempat tidur dan dadanya langsung tertahan. Stella. Tertidur dalam posisi setengah duduk, kepalanya bersandar di bahunya sendiri, lengan kanan masih menggenggam jemari Lucien yang entah sejak kapan tergenggam semalaman. Rambut hitamnya sedikit berantakan, dan ada garis halus dari tekanan tangan di pipinya, bekas tertidur terlalu lama dalam satu posisi. Lucien tidak bergerak. Dia hanya … menatap. Seolah takut bahwa satu gerakan

