“Di minum dulu Vir airnya.” Kata Alva sambil memberikan segelas air untuk Davira.
Alva sudah menyimpan di tempat yang aman barang-barang yang menjadi suatu ketakutan bagi Davira itu. Ia menyimpan dan akan menjadikan barang tersebut menjadi barang bukti nantinya. Sebagai seorang jaksa ia tahu kalau barang bukti sangat penting di dalam penyelidikan. Jujur melihat Davira seperti ini membuatnya tak suka, ingin rasanya Alva mencari siapa yang sudah meneror Davira sampai seperti ini.
“Lo istirahat aja Vir, ini masih tengah malam juga.” Davira menggelengkan kepalanya.
“Gue takut Al, gimana kalau nanti datang lagi?” Kata Davira dengan sorot mata yang sangat ketakutan. Alva menghela napasnya panjang dan duduk di samping Davira, lalu menggenggam tangan sahabatnya itu.
“Lo nggak sendirian, ada g
