* * Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Devdas memarkir mobilnya di luar kawasan perkantoran Xin India dan menghubungi nomor Delisha untuk kesekian kalinya, tetapi tetap tak ada jawaban. Devdas mulai merenungkan perasaannya. Seperti inikah menunggu bagi seorang kekasih? Rasa yang disebut harap-harap cemas. Seharian dihabiskannya berada di wedding organizer terbaik di New Delhi mendiskusikan t***k bengek pesta pernikahan. Tak lupa ia juga menjemput Rani pulang sekolah dan merasakan perubahan sikap gadis kecil itu. Walaupun Rani diam saja, ia tahu dirinya tidak diterima dalam hati gadis itu. Akhirnya ia mengemudikan mobilnya ke teras kantor Xin India. Ia keluar mobil bertepatan dengan Vijay baru keluar dari kantornya. "Oh, Tuan Devdas, selamat malam! Ada apa? Kenapa Anda tidak bersama N