Keandra berjalan lesu menuruni tangga rumah. Sungguh tega memang Dee, mengusir dirinya di saat Adzan magrib saja baru berkumandang. Keandra meringis, merasakan perut yang terasa lapar. Laki-laki itu memutuskan untuk meminta pelayan menyiapkan makanan secepat mungkin. "Udah biasa diambekin istri. Makan makan sen..." Keandra menghentikan nyanyian yang ia dendangkan saat mendengar suara Dee memanggil dirinya. Secepat kilat Keandra memutar haluan, berlari menaiki tangga yang belum habis ia turuni tadi. "Iya, Dee gimana?" tanya, Keandra setelah membuka pintu kamar. Di sana ia melihat Dee yang tengah terisak di atas ranjang mereka. Menghembuskan nafas, Keandra berjalan pelan. Ia mengabaikan rasa lapar yang melanda demi sang istri tercinta. "Gendong.. Mau makan, laper." ujar Dee merentangkan