… Teras rumah., Siang hari., Gaza masih memperhatikan Syefa yang menatap lurus ke depan. Dia tahu jika keputusannya ini mungkin terlalu cepat bagi Syefa. Namun, tidak baginya. Karena Gaza tidak mau bertindak lambat seperti yang sudah-sudah. “Apa yang kau ragukan dariku, Syefa? Jelaskan supaya aku bisa tahu dan memperbaiki diri,” ujarnya masih menoleh ke kiri, menatap Syefa yang sejak tadi diam saja. Syefa masih bergeming. Mungkin sudah hampir 15 menit mereka berdiam diri seperti ini, sejak kedua orang tuanya memutuskan untuk beristirahat di kamar. Dia tahu kalau Ayah dan Mamanya pasti ingin memberi ruang dan waktu berbicara antara dia dengan Gaza. Pembicaraan terakhir mereka, mengenai kedua orang tuanya yang menyerahkan semua keputusan di tangannya. S