Sekepergian Ingrid, Gavin mengurai pelukan dengan perasaan aneh tertinggal. Entah, dia merasa pelukan barusan nyaman. Bekas ciuman yang dia berikan juga masih tertinggal di bibirnya yang kini bergetar tanpa sebab. "Kenapa kamu menciumku segala, bila hanya untuk berakting di depan ibu?" protes Hana dengan pipi bersemu merah. Ciuman Gavin terasa basah dan hangat di keningnya. Hana sampai tidak sanggup menatap Gavin. "Jangan salah paham. Itu tadi akting untuk meyakinkan ibu. Sudahlah, jangan dibahas lagi. Tidakkah kamu harus berangkat ke kampus?" Gavin pandai menyeret topik pembicaraan dan membuat Hana teralihkan. "Ya, aku juga harus memasak sekarang." Hana beringsut turun dari ranjang kemudian masuk ke dapur. Tiba di dapur ada Ingrid di sana. Mertuanya itu terlihat mencuci sayuran di

