“Pak Arsen jangan bercanda, tidak lucu pak,” jawab Zahira. “Apa kamu melihat raut mukaku terlihat bercanda, aku serius Ai,” tegas Arsen. Walau bibir Zahira ingin berkata jika ia merasakan hal yang sama, tapi bagian lain dirinya menahan Zahira melakukan hal tersebut. Masih ada keraguan tentang apa yang ia rasakan pada Arsen, apakah benar rasa cinta atau hanya terbawa perasaan karena kebaikan hati dan seringnya Arsen menolong dirinya. “Anggap saja ciuman waktu itu hanya kecelakaan saja pak, permisi,” ucao Zahira bergegas meninggakkan Arsen tanpa menoleh ke belakang, setengah berlari Zahira keluar dari lobby menuju mobilnya. Ia segera masuk dalam mobil tapi ia tidak segera menghidupkan mesin mobil, ia menyandarkan punggungnya di sandaran jok mobil dan memejamkan matanya. Ada perasaan ane