Kenyataan Ren

1138 Kata

“Paman dan Bibi berbohong padaku? Apa maksudnya semua itu?” “Kau benar-benar tidak tahu, Nanda? Kau ini sebenarnya bodoh atau memang polos?” Ucapan Ren benar-benar menyakitkan hatiku. Bagaimana mungkin sejawat bayang yang disebut bisa menemani dan menghapus rasa kesepian di hatiku mengatakan hal yang justru melukai perasaan “majikan” yang harus ia jaga? Bukankah seorang sejawat bayang seharusnya bisa mengerti perasaanku lebih baik dari manusia? Setidaknya itulah yang aku tangkap dari kalimat yang diucapkan oleh Ren kepadaku dahulu. “Tunggu, Ren, kenapa kau bisa mengucapkan kalimat sepedas itu kepadaku? Bukankah seharusnya kau bersikap seperti teman masa kecil pangeran yang selalu bisa membuatnya bahagia hingga ia mampu bermain di padang rumput seharian?” Aku menyusul Ren dan ikut berdir

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN