Bab 80: Ingin di Peluk

1720 Kata

*** Sementara itu, Elyana tengah fokus menyetir. Tangannya mantap menggenggam kemudi, matanya waspada menatap jalanan yang cukup lengang siang itu. Namun tiba-tiba, ponselnya berdering—suara notifikasi panggilan masuk menggema dari sistem audio mobil. Tangan kanan Elyana bergerak cepat ke glove compartment, laci kecil di sisi depan kursi penumpang. Dari sana, ia mengambil AirPods putih miliknya dan langsung menyematkannya ke kedua telinga. “Halo, Sayang,” sapanya lembut saat panggilan tersambung. Yang menghubunginya adalah suaminya, Arvind. “Kamu masih di rumah Nico?” tanya Arvind. “Aku sudah di jalan. Mau kembali ke rumah sakit,” jawab Elyana santai. “Ada apa, Sayang?” “Oh, begitu. Nggak, aku cuma tanya saja,” sahut Arvind. Lalu ia menambahkan, “Catherine sakit apa?” Belum langsun

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN