*** Addison Corporation… Di ruang kerja Axel, pria paruh baya itu duduk saling berhadapan dengan besannya, Zev. Pandangannya masih menelisik penampilan Zev yang tampak tidak terlalu formal. Kedua matanya sedikit menyipit, seolah membaca sesuatu dari sikap tamunya. “Kau tidak bekerja hari ini?” tanya Axel akhirnya, memecah keheningan. Mereka memang baru saja duduk. Percakapan belum sempat dimulai, dan Axel pun baru memesan kopi melalui sekretarisnya—untuk dirinya dan sang besan. Zev menggelengkan kepala pelan. “Hari ini aku tidak masuk,” jawabnya tenang. “Kenapa?” Axel bertanya dengan nada penasaran. Zev tak langsung menjawab. Tatapannya lurus mengarah ke wajah Axel, seperti sedang menimbang kata. Beberapa detik kemudian, ia akhirnya membuka suara. “Aku habis menjenguk Catherine tadi