Bab 125: Pinky “Permisi, Miss Giuliana,” sapa Hugo sambil sedikit membungkuk sopan di hadapan wanita itu—rekan bisnis sang Tuan Nicolas. Giuliana masih duduk di tempat semula. Wajahnya tampak kebingungan, jelas belum memahami alasan mengapa Nicolas tiba-tiba meninggalkannya begitu saja. Ia perlahan mengalihkan pandangan ke arah pria bertubuh tegap itu. Hugo melanjutkan, senyum tipis masih terpatri di bibir. “Mohon izin, saya ingin membereskan barang-barang Tuan Nicolas.” Giuliana mengangguk pelan. “Ya, silakan.” Pandangan matanya mengikuti gerakan Hugo yang mulai membereskan berkas-berkas di atas meja, termasuk tablet milik Nicolas yang masih menyala. Dahi wanita itu tampak berkerut halus, pikirannya seperti sedang merangkai-rangkai alasan atas kejadian barusan. Hingga akhirnya, ia