*** “N-Niko…” bisiknya pelan, wajahnya memerah menahan rasa panik. Nicolas hanya menatapnya dengan senyum samar. Tangannya mulai merambat, jemarinya menyentuh perlahan bagian bawah dress Catherine, lalu mulai mengangkatnya. Catherine menelan ludah, napasnya tercekat saat sang ayah memanggilnya di seberang. “Y-ya, Dad… Aku mendengarkan,” sahutnya berusaha tenang, meskipun Nicolas semakin berani meloloskan dress itu dari tubuhnya. Lipatan kain yang semula menutupi pinggulnya, kini perlahan-lahan terangkat, hingga akhirnya dress itu meluncur mulus melewati tubuh rampingnya, jatuh begitu saja di lantai tanpa suara. Nicolas semakin berani. Kedua tangannya bergerak ke belakang Catherine, jemarinya dengan cekatan melepaskan kaitan bra yang masih menutupi bukit kembar istrinya itu. Tanpa ragu,