Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Reyhan dari layar laptop yang ada di hadapannya. Dia mengusap wajah sambil menghembuskan napas panjang. Laporan keuangan restoran bulan ini cukup menyita pikiran Reyhan. Entah mengapa dia merasa laporan keuangan kali ini terasa berbeda dari laporan-laporan bulan sebelumnya hingga sulit untuk ia pahami. “Masuk,” ucap Reyhan ketika mendengar suara pintu yang kembali di ketuk. Pintu ruangan Reyhan terbuka, memperlihatkan sosok Pak Burhan yang berjalan masuk ke dalam ruangan. “Permisi, Pak. Ada apa Bapak memanggil saya?” tanya Pak Burhan, berdiri di depan meja kerja Reyhan. “Duduk dulu, Pak. Ada yang ingin saya tanyakan pada Bapak,” kata Reyhan, menunjuk kursi kosong yang ada di sebelah Pak Burhan. “Baik, Pak,” sahut Pak Burhan, duduk di kurs