PEREMPUAN itu masih saja terus terisak di dalam pelukannya dan Axel hanya bisa membelai punggungnya dengan pelan dan penuh sayang. Entah kenapa dia merasa begitu dekat dengan perempuan ini, padahal dia sama sekali tidak mengenal —bahkan dia tidak tahu siapa namanya. Axel melirik jaket hitam yang perempuan itu kenakan. Dahinya mengernyit dalam, karena merasa jaket itu sangat tidak asing dalam ingatan. "Lo dapat jaket ini dari mana?" tanyanya pelan dan hati-hati. Kalau perempuan ini memang teman tidur Revan seperti yang ia duga sebelumnya. Harusnya, jaket yang ia pakai juga milik Revan, kan? Karena mungkin Revan mendapat kabar buruk tentangnya, lalu temannya yang sedang siap-siap tidur dengan perempuan ini tiba-tiba saja langsung panik dan membawa serta perempuan itu bersamanya kemari, s

