CELIA tak kuasa menahan isakan yang keluar dari mulutnya, begitu Axel menariknya ke dalam pelukan. Dia menangis semakin keras, meraung-raung bagaikan anak kecil yang menangisi kepergian ibunya. Dia tidak peduli jika Axel merasa jijik atas apa yang ia lakukan kali ini. Dia bahkan sudah tidak peduli lagi pada ingusnya yang mungkin sudah mengalir keluar dan mengotori pakaian yang Axel kenakan, karena terus menangis sejak tadi. Dia hanya ingin menangis, memeluk Axel dengan erat dan menyakinkan dirinya bahwa pria itu telah kembali mengingat semuanya. Ingatan Axel sudah kembali, dia kembali mengingat Celia lagi. Axel semakin mengeratkan pelukannya saat ia berkata, "Maaf, karena gue udah ingkar janji sama lo. Maaf, karena gue nggak jadi nembak lo tepat waktu. Dan maaf, kalau lamaran gue nggak

