"Gitu ya?" tanya Nisa dengan suara yang hampir tidak terdengar di telingaku. Entah kenapa, tiba-tiba aku merasa jahat. Jahat bener ke si Manis yang sudah menghabiskan masa remajanya menemaniku. Tapi, di kepalaku, seolah-olah ada seseorang yang berbisik, berkata dan berteriak. Buat apa kasihan sama maling? Kalau dia nggak ketahuan Putri, dia nggak bakalan ngaku. Apa kamu tahu kalau sekarang dia nggak jalan sama cowok itu? Apa kamu yakin, kedepannya dia ndak bakalan ngulangi lagi? Kamu mau mempercayakan nasib anak-anakmu ke seorang Ibu seperti dia kelak? Kamu percaya kalau dia akan tetap setia ketika dia terlepas dari pandangan matamu? Sanggup kamu hidup seperti itu untuk selamanya? Suara-suara yang awalnya hanya berupa bisikan itu, semakin lama semakin menguat dan semakin lantang. Hing

