Chapter 58 - Lega

561 Kata

"Ngasih tahu apaan?" tanyaku curiga. "Mmmm," Wulan terlihat ragu. Tapi aku jelas bisa menangkap sorot mata kuatir dan sedih di matanya. Dadaku berdebar keras, doa mengalir deras, si o***g pun mulai mengeras. Nggak lah, yang terakhir tu bercanda doang. Dadaku berdebar keras, doa mengalir deras, aku menunggu dengan cemas. Semoga tak seperti apa yang kubayangkan di dalam kepalaku yang hanya berisi sempakk saja. "Wulan mau ngomong soal Mas Teguh, Han," bisik Wulan lirih. Detak jantungku pun makin menguat, karena tak tahan lagi, aku dengan cepat memotong kata-kata Wulan, "Kalian cerai?" tanyaku. Raut muka Wulan terlihat kaget dan kebingungan, dia menggelengkan kepalanya. "Lalu?" kejarku. "Wulan mau ngomong soal Mas Teguh dan Githa," jawab Wulan. Fyuuuhhhhhh. Aku langsung menghembu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN