"Mbak kerja disini?" tanya Aan. Di luar dugaan, Nisa justru tertawa kecil sambil menutupi mulutnya. Aan kebingungan. Apaan sih? Ditanyain bukannya jawab malah ketawa. "Aneh banget tahu Mas, dipanggil Mbak sama Mas," kata Nisa di sela-sela tawanya. Aan hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Terus musti panggil apa? Toh dia sekarang juga nggak tahu status wanita di depannya ini? Ataukah justru dia harus memanggilnya Bu sekarang? Bu Rendra mungkin? Dan ketika memikirkan hal itu, ada sesuatu yang terasa teriris dalam d**a Aan dan membuatnya meringis pedih. Dia menarik napas dalam-dalam dan mencoba menekan rasa sakit itu. "Jadi harus panggil gimana? Seriusan ini, berapa semuanya? Soalnya saya dah ditungguin anak saya," kata Aan datar dan terburu-buru, setelah berhasil menekan perih di

