BAB 30: PELUKAN PERTAMA

1972 Kata

Peringatan yang sama menggema kembali di benak Zhen. Namun kali ini sang pemberi peringatan juga mengingatkan keberadaan Isla. Gadis kecil yang dulu membuatnya mampu bernapas lega, mencerahkan warna wajahnya, dan lupa jika ia berteman baik dengan sesak yang tak kunjung mereda. “Mas?” lirih Isla, merasa ada yang salah dengan diamnya Zhen. Zhen kembali mengulurkan satu tangannya, membelai lembut surai Isla sebelum membawa gadis itu menyandarkan kepalanya di bahu Zhen. Ia pun turut merebahkan kepalanya di atas kepala Isla. ‘Kok ga jadi kissing? Kirain tadi mau kissing. Duh, progress lambat sekali. Gue duluan aja yang nyosor apa?’ ‘Sabar, La... Sabar!’ “Kata Irgi, Papa kamu akhirnya periksa ke dia ya?” Zhen memulai babak pertanyaan baru, ia tak ingin malam ini hanya dilewati dengan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN