Zhen turun lebih dulu dari MPV yang mereka tumpangi. Ia lalu membuka pintu tengah di sisi kiri, menunggu dua gadis kecil kesayangannya yang serba repot turun lebih dulu. “Papa, sepatu Aya ga kelihatan.” “Papa, jepitan Thea mana?” “Pap … pap … pa!” gumam Chio. Zhen menghempaskan napasnya, sementara Isla malah tergelak geli. ‘Kenapa selalu Papa? Why me? Why?’ “Lihat di bawah kursi Chio, Aya. Atau di belakang, jangan-jangan Aya lempar ke belakang?” “Papa jepitan Thea ….” Thea mulai menangis. Mamanya malah semakin terkekeh. Zhen merogoh sakunya, mengambil sepasang jepitan anak-anak yang memang sengaja selalu ia bawa kemanapun jika pergi sekeluarga. Sudah hafal dengan drama dua gadisnya. Pasti ada saja yang tak terlihat. “Sini, Thea … pakai ini dulu, nanti Papa bantu cari jepi
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


