Nisa menghentikan langkah kakinya, dia menoleh menatap ke arah Dirman yang kini tengah berlari dengan terburu-buru menuju ke arahnya. “Kenapa Bang?” tanya Nisa seraya menatap Dirman. “Kenapa-kenapa! Pulang sana, tuh dicari sama si tua bangka!” omel Rudi pada Nisa. Nisa hanya mengalihkan perhatiannya ke arah lain. “Malah melamun? Kenapa? Nyesel kos di rumah dia?” sindir Dirman pada Nisa sambil menatap Anisa dengan tatapan jijik. “Bang, aku itu sebenarnya sungguh-sungguh nggak pernah ada niat ngambil kerjaan Bang Dirman,” ucap Nisa. Hanya itu yang Nisa katakan lalu segera pergi meninggalkan Dirman di sana. Dirman mematung di tempatnya berdiri, dia hanya menatap punggung Anisa berlalu begitu saja dari hadapannya. Dia mencoba mencerna perkataan Nisa barusan, tapi karena hatinya suda

