42. Gigih

1139 Kata

Hanya beberapa menit Fajar memeluk Rini, dia tahu Rini pasti sangat lelah. “Maafkan aku, Rin,” ucap Fajar dengan tatapan mata sungguh-sungguh. “Pak Fajar tidak perlu minta maaf. Pak Fajar sama sekali nggak salah,” Rini mengukir senyum pada bibirnya. “Nanti kalau Pak Fajar pas butuh bantuan beres-beres di klinik, aku mau bantu-bantu Pak Fajar meski nggak full sehari,” tambah Rini. Fajar juga mengukir senyum pada bibirnya, suasana terasa lebih hangat dibandingkan sebelumnya. “Sudah, kamu istirahat saja di kamar,” ujarnya pada Rini. Setelah melepaskan pelukannya Fajar kembali duduk di kursi meja kerjanya untuk melanjutkan pekerjaan yang belum selesai. Melihat Rini masih berdiri di dalam ruangan, Fajar hanya mengukir senyum lembut seraya menggelengkan kepala. Rini merasa enggan kembali

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN