Taksi terus melaju, Rini belum menentukan ke mana dia akan pergi malam itu, jam terus bergulir dan hari semakin malam. Rini menyandarkan kepalanya, dia sungguh tidak tahu ke mana harus pergi. Saat hampir memejamkan matanya karena mengantuk, tiba-tiba Rini mendengar suara ponselnya berdering dari dalam tasnya. Rini pikir itu adalah panggilan dari Aldi karena selama ini dia belum pernah menggunakan ponsel tersebut untuk menghubungi Fajar sama sekali. Rini merogoh dalam tasnya, dia melihat layar ponselnya ternyata hanya pesan masuk dari operator telepon, Rini menghela napas panjang lalu memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas. “Bu, kita ke mana?” tanya supir tersebut pada Rini. “Ke alamat ini, Pak,” ucap Rini. Rini tidak punya pilihan lain kecuali memberikan alamat Nuril. “Maafkan

