109. Kabur

1505 Kata

Nuril menatap Sadam sambil mengernyitkan keningnya, dia tidak tahu kenapa Sadam menatap ke arah belakang punggungnya. "Kenapa celingukan? Nggak percaya kalau aku bilang Rini nggak ada di sini? Mau ngobrol di dalam?" Tawar Nuril sambil mengipasi wajahnya sendiri. Sadam menoleh ke kiri dan ke kanan lalu mengikuti Nuril masuk ke dalam. "Tunggu di sini, aku ambilkan minuman," ujarnya sambil mengedikkan dagunya ke arah kursi panjang di beranda samping rumah. Sadam menurut, dia menganggukkan kepalanya lalu duduk di kursi beranda samping. Tak lama setelah itu Nuril datang dengan minuman dingin dalam botol. Dia memberikan minuman tersebut pada Sadam. "Nih, minum," ucapnya pada Sadam sambil menyodorkan botol dalam genggaman tangannya. Sadam menerimanya lalu meletakkan di atas meja.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN