Aldi berkacak pinggang melihat Rini meringis menahan nyeri pada tungkai kakinya. Dengan langkah malas Aldi pergi menghampirinya, sampai di depan Rini dia segera duduk berjongkok memunggungi Rini. Rini menegakkan punggungnya, dia menengok wajah Aldi sambil menekan jemarinya pada punggung Aldi. “Pak Aldi ngapain?” “Apanya yang ngapain? Ya gendong kamu lah! Buruan naik,” perintah Aldi pada Rini. “Aku naik? Ke mana?” tanya Rini ragu-ragu lantaran tubuh Aldi terlalu bagus untuk dia naiki. “Ke sini! Ke mana lagi? Masa ke kereta!” omel Aldi seraya menunjuk ke arah punggungnya. “Beneran? Nggak apa-apa Pak?” tanya Rini lantaran dia masih tidak percaya. “Iya,” jawab Aldi. Rini segera beringsut dan merangkul leher Aldi. Aldi perlahan berdiri, kini Rini tinggal di atas punggungnya. Aldi be

