Bradd, Jenny, dan Teresa duduk di ruang kerja Bradd, yang ada di rumah mereka.
"Jadi bagaimana, Tuan?" Teresa menatap Bradd, berharap Bradd mengambil keputusan.
Bradd menatap Jenny.
"Menurutku, lakukan saja apa yang diinginkan Angelica, Teresa. Aku rasa, kita juga perlu tahu, siapa daddy kandung Jenny. Tapi, semua aku serahkan kepada Jenny, apakah setuju atau tidak? Bagaimana, Sayang?"
Jenny menyandarkan punggung ke sandaran sofa. Ia bingung, harus membuat keputusan apa. Karena, ia sendiri tidak peduli, siapa daddy kandungnya. Baginya, hanya Bradd yang paling penting dalam hidupnya.
"Jenny?" Bradd menggenggam jemari Jenny lembut. Jenny menatap Bradd dengan lekat.
"Aku setuju saja, Daddy. Tapi, apa hal itu tidak akan membahayakan posisi Daddy nantinya?"
"Aku memang bukan daddym
