Bradd memeluk bahu Jenny, tatapan mereka sama, kepada sepasang pengantin yang tengah berbahagia. "Daddy, apa dulu Daddy tidak menaruh curiga kalau ada perasaan istimewa di antara mereka berdua?" "Tidak Jenny, sikap mereka tampak biasa saja. Memang, ada suatu waktu, dimana saat itu, mommymu tidak mau lagi di antar Simon. Dia menyetir sendiri mobilnya, kemanapun dia pergi. Aku kira, itulah saat dimana Simon menolak cintanya, dan mungkin saat itulah, dimulai petualangan yang akhirnya, membawa dia pergi jauh dari rumah." "Mungkin begitu Daddy. Patah hati itu tidak enak, menyesakan d**a, rasanya air mata tidak mau berhenti mengalir." "Kau pernah patah hati?" Bradd menatap wajah Jenny, keningnya berkerut dalam. "Hmmm, saat aku kabur dari rumah, itu karena aku sedang patah hati. Karena, p