Da Ge

1603 Kata
Wei Xiao Yue, Ouyang Yuze, Lin Bo, Shen Guang Bi dan Gao Xian Zhi yang baru saja pergi dari tenda dan meninggalkan jamuan makan yang dibuat oleh Li Jin tiba-tiba disuguhi oleh pemandangan lain. Ya, itu adalah Jenderal Zhao Shiming yang terlihat mengamuk. Wei Xiao Yue, "Ini berbahaya! Ayo kita kesana." Orang dari suku Barbar memang terkenal keras. Wei Xiao Yue bahkan takjub dengan kemampuan Jenderal Zhao Shiming yang masih bisa mengendalikan amarah dan emosinya saat dia berada di aula tadi. Tapi melihat bagaimana kondisi Jenderal pasukan Barbarian itu saat ini, nampaknya amarah yang dibendung oleh Jenderal Zhao sudah meledak! "Jenderal Zhao, apa yang terjadi?!" Wei Xiao Yue baru saja tiba dan dia menghentikan kekacauan yang terjadi. "Mereka tidak memperbolehkan aku untuk melihat jasad adikku! Aku hanya ingin melihatnya!" Jenderal Zhao meraung, ada keputusasaan yang ditunjukkan di wajahnya yang biasanya nampak selalu garang. Dia menarik lengan Jenderal Wei Juni-o-r, "Jenderal Wei Juni-o-r, aku tidak akan marah karena dia gugur dalam perang, tapi dia adalah adikku, aku masih harus melihatnya!" Prajurit yang menjaga di tenda khusus itu tiba-tiba berkata, "Jenderal Wei Juni-o-r, maafkan kami, kami hanya melaksanakan tugas. Yang Mulia Putra Mahkota tidak mengizinkan kami membuka peti mayat. Kami takut akan ada penyakit yang disebarkan oleh tubuh mayat." Itu sama sekali alasan yang masuk akal. Tubuh tak bernyawa yang dibiarkan berada di alam terbuka akan mengundang penyakit. Dekomposisi tubuh akan melibatkan sejumlah bakteri yang bisa saja menyebarkan penyakit bagi orang yang bersentuhan langsung dengan tubuh mayat. Tapi dalam hal ini tentu saja berbeda. Wei Xiao Yue, "Udara di luar dingin, ada bongkahan es yang disimpan di peti mayat panglima perang Zhao, dengan dua alasan ini, maka bisa dipastikan bahwa tubuh panglima perang Zhao beku. Hal ini tidak akan menimbulkan banyak masalah, buka tendanya dan biarkan aku dan juga Jenderal Zhao masuk." Prajurit penjaga tenda, "Ta..ta..Pi Jenderal.." Wei Xiao Yue menepuk pundak prajurit itu, "Aku akan bertanggung jawab. Aku tidak akan membiarkanmu dihukum. Jadi tolong lakukan apa yang aku minta." Setelah sempat ragu, salah satu prajurit itu akhirnya membiarkan Jenderal Wei Xiao Yue dan Jenderal Zhao masuk ke dalam tenda. Di dalam tenda itu ada beberapa peti mati. Ya, hanya beberapa, itu hanyalah peti yang memang dipersiapkan untuk para tentara dengan pangkat tinggi. Hal seperti ini tentu saja tidak berlaku untuk prajurit biasa, Kaisar biasanya hanya akan memberikan uang belasungkawa atau hal-hal semacamnya pada keluarga prajurit biasa. Ada tulisan 'Panglima Perang Zhao Shiying' di atas sebuah peti mati. Jenderal Zhao dengan ragu melangkah dan membuka tutup peti. Sampai hingga akhirnya, jasad beku yang berada di dalamnya terlihat. Ya, itu adalah adik Jenderal Zhao, panglima perang Zhao Shiying. "Aku akan membawamu pulang, kau harus dikuburkan berdasarkan adat suku Barbar. Beristirahatlah dengan tenang." Tidak ada tangis yang keluar dari mata Jenderal Zhao, dia tetap menunjukkan hatinya yang kuat. Dan sebagai seorang pemimpin dia tidak bisa memperlihatkan kelemahannya. "Aku turut berduka Jenderal Zhao. Panglima Zhao akan beristirahat dengan tenang. Sepulangnya dari Jiangnan, aku pasti akan membakar uang kertas untuknya." Ucapan Wei Xiao Yue ini disertai oleh tepukan ke pundak Jenderal Zhao. "En, terimakasih banyak Jenderal Wei Juni-o-r." Balas Jenderal Zhao. Wei Xiao Yue merasakan kelegaan saat dia melihat respon balik dari Zhao Shiming. Akan sangat berbahaya jika Zhao Shiming mengamuk. Kemungkinan besar hubungan baik Kekaisaran Tang dengan suku Barbar yang telah dengan susah payah dibangun akan hancur dalam waktu semalam. *_ "Jenderal Wei Juni-o-r, ini adalah laporan perang pertama." Lin Bo meletakkan gulungan di atas meja Wei Xiao Yue, dia berkata, "Di gencatan senjata beberapa hari yang lalu itu ada lebih dari seribu tentara yang tewas, termasuk salah satunya adalah panglima perang Zhao." "Seribu?!" Wei Xiao Yue berdecak, "Apakah mereka turun langsung ke medan perang dan berhadapan dengan pasukan Dong Yang?" "Tidak." Ouyang Yuze tiba-tiba masuk ke dalam tenda Wei Xiao Yue, ada sesuatu di tangannya, "Ini adalah peluru yang digunakan oleh pasukan Dong Yang. Mereka tidak berhadapan secara langsung, mereka menggunakan wind slasher. Dan peluru ini menembus tubuh para prajurit kita." Wei Xiao Yue nyaris murka, "Armor sialan itu benar-benar adalah sebuah rongsokan. Tunggu saat kita kembali ke ibukota, aku akan memberi pelajaran para koruptor itu!" Wei Xiao Yue, "Untuk sementara kita tidak perlu panik. Kita masih punya pasukan terbaik. Hanya saja…" Ouyang Yuze, "Hanya saja apa?" "Kita tidak datang memberikan bala bantuan, lebih tepatnya, kita yang berperang dan mangatasi masalah ini." Kata Wei Xiao Yue dengan suara dingin. *_ Sementara itu di Luoyang, lebih tepatnya di Baili Fu, Baili Qing Shi yang sudah satu minggu tidak mendapatkan kabar dari Yifu-nya mulai merasa khawatir. Itu bukanlah tanpa alasan. Yifu-nya adalah Xiao Ge-nya, dia adalah kakak seperguruan Baili Qing Shi. Di masa lalu, Baili Qing Shi mengira hidupnya akan berakhir saat dia mendengar berita kematian Jenderal Wei Su dan kakak seperguruannya, Wei Xiao Yue. Tapi sekarang, saat dia mendapatkan fakta bahwa kakak seperguruannya masih hidup, tentu saja Baili Qing Shi merasa bahagia. Melepaskan satu-satunya orang yang dianggapnya sebagai satu-satunya keluarganya ke medan perang yang berbahaya dengan resiko kematian tinggi, tentu saja membuat Baili Qing Shi was-was. "Paman Wang." Baili Qing Shi tengah duduk di atas kursi belajarnya, dia sedang menangani dokumen-dokumen dari kantor pemerintahan ibukota, tapi fokusnya benar-benar terpecah, Baili Qing Shi berkata pada kepala pelayan Wang yang saat itu datang untuk mengantarkan teh padanya, "Aku…aku ingin pergi ke Manor." Kepala pelayan Wang, "….." Liu Manor adalah tempat tinggal klan Liu, klan permaisuri Liu Lishu berasal. Klan Liu juga adalah klan di mana mendiang kakek Baili Qing Shi, Marquis Liu tinggal. Ya, Baili Qing Shi memang tuan muda dengan latar belakang serba mengejutkan. Selain statusnya sebagai calon pewaris tahta yang direbut di masa lalu, dia juga berstatus sebagai cucu Marquis Liu dan putri pertama. Mendiang neneknya adalah putri kaisar terdahulu sementara kakeknya adalah seorang Marquis, sementara itu ibunya, Permaisuri Liu Lishu adalah ibunya. Dengan latar belakang kuat semacam ini, bagaimana mungkin Baili Qing Shi hidup menderita bahkan setelah dia dibuang dan diselamatkan di masa lalu? "Aku membutuhkan bantuan sepupuku." Kata Baili Qing Shi sembari menutup tumpukan dokumen di meja belajarnya. "Tuan muda akan pergi menemui tuan muda pertama?" Kepala pelayan Wang tampak tidak percaya. Baili Qing Shi mengangguk, "En, hanya Da Ge yang bisa membantuku saat ini." (Da Ge: Big Brother aka Kakak pertama) *_ Liu Manor, kediaman klan Liu. Seorang wanita anggun dengan pakaian berwarna merah muda tengah duduk sembari memainkan guqin. Di sisi lain, ada seorang pria yang tengah mendengarkan lantunan suara merdu yang dihasilkan oleh instrumen musik dari jenis Qin itu. Pria itu sesekali tersenyum. Di tengah kolam buatan ada sebuah paviliun terbuka, suara guqin yang dihasilkan oleh permainan wanita itu tampak serasi dengan suara kicauan burung dan suara ikan-ikan kecil yang melompat di sekitar kolam teratai. Hingga beberapa saat berlalu, lagu pun selesai dimainkan. "Furen, permainan Guqin-mu memang selalu mampu membuatku merasa tenang. Itu layaknya obat herbal yang manis." Kata pria itu. (Furen: Istri/Nyonya. Diartikan sebagai 'istri', jika yang memanggilnya adalah suaminya sendiri/di dalam novel ini adalah Marquis Liu) Wanita itu tersenyum anggun, dia tidak mengatakan apa-apa dan berdiri dari tempatnya duduk, wanita itu kemudian menuangkan teh untuk laki-laki itu dan berkata, "Marquis selalu mampu bermain kata-kata, kau membuatku malu." Obrolan singkat sepasang suami istri itu tiba-tiba terganggu saat suara pelayan Liu Manor terdengar, "Marquis, Furen, maaf menganggu. Tapi ada tamu langka yang datang ke Manor." Marquis Liu mengerutkan keningnya, "Siapa?" Pelayan Manor Liu, "Dia…, Dia tuan muda kedua." Marquis Liu tampak terkejut, dia menatap istrinya dan keduanya segera bangkit. Seolah-olah ingin memastikan bahwa apa yang didengarnya itu bukanlah kebohongan belaka, Marquis Liu bertanya pada istrinya, "Furen, apa kau mendengar hal yang sama?" Istri Marquis Liu tersenyum dan mengangguk, "Ya Marquis, tuan muda datang ke Manor." Marquis Liu segera melangkahkan kakinya untuk menemui sepupu yang nyaris tidak pernah muncul itu. Dia tampak tergesa-gesa saat berjalan, benar-benar menunjukkan ketidakpercayaan dan ingin memastikannya secara langsung. Marquis Liu, "!!" Baili Qing Shi melihat kakak sepupunya itu dengan tatapan canggung, dia tidak tahu harus melakukan apa. Dia mulanya berniat membungkuk, tapi sebelum hal itu terjadi, Marquis Liu sudah terlebih dahulu menghalanginya. "Yang Mulia, apa yang kau lakukan?!" Kata Marquis Liu. "Da Ge, jangan panggil aku dengan sebutan Yang Mulia. Aku bukanlah Putra Mahkota, ini sangat berbahaya jika sampai didengar oleh orang lain." Kata Baili Qing Shi. "Baiklah." Marquis Liu mengangguk setuju. "Kalau begitu, aku hanya akan memanggilmu dengan sebutan Xiao Baili." Setelah mempersilahkan adik sepupunya itu duduk, Marquis Liu terlebih dahulu memulai percakapan dengan ucapan yang sangat panjang, "Adik sepupuku, kita tinggal di Luoyang, tapi kita bahkan tidak pernah beretemu. Mungkin hanya sesekali, kau pernah datang saat Marquis tua meninggal. Selebihnya kau tidak pernah lagi terlihat. Kau juga selalu menolak hadiah yang dikirimkan olehku dan kakak iparmu. Begitu pula dengan hadiah dari Yang Mulia Permaisuri." Baili Qing Shi tidak ingin membahas sesuatu yang melibatkan ibunya lebih lama, jadi dia hanya tersenyum pahit dan berkata, "Maafkan adik sepupu ini Da Ge." Setelah meminum teh hangat, Marquis Liu menghela napas, "Itu bukanlah salahmu, aku juga bersalah dalam hal ini. Aku terlalu sibuk untuk pergi ke Baili Fu. Ada banyak hal yang harus ditangani di Kementerian." "Lalu, kau datang kemari dan mengabaikan harga dirimu, apa kau membutuhkan sesuatu dari Da Ge ini?" Tanya Marquis Liu. Baili Qing Shi tiba-tiba berdiri dan membungkuk, dalam posisinya yang masih membungkuk dia berkata, "Aku mau Da Ge mencarikan aku kabar seseorang. " "Jangan membungkuk, kau membuatku takut. Permaisuri akan membunuhku jika dia tahu kau melakukan hal ini padaku." Marquis Liu panik, "Duduklah dan katakan padaku, bantuan apa yang bisa aku lakukan? Kabar siapa yang ingin kau ketahui?" Baili Qing Shi segera duduk, dia kemudian berkata, "Jenderal Wei Xiao Yue yang pergi ke Jiangnan, aku ingin tahu kabarnya."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN