Yifu, Your Son is Here

1502 Kata
Pasukan bala bantuan yang akan berangkat ke Jiangnan sudah siap. Ada seribu kavaleri terbaik yang akan bersiap menyusul ke Jiangnan. Tapi ada sesuatu yang berbeda saat Menteri Pertahanan berada disana. Dari jauh, pemandangan yang kini tengah terjadi itu memang tidak aneh, bahkan nampak sangat wajar. Tapi jika diperhatikan lebih dekat, maka kau akan bisa melihat sosok tuan muda Baili. Ya, satu dari seribu kavaleri yang tengah bersiap-siap itu adalah Baili Qing Shi. Inilah bantuan yang diminta oleh Baili Qing Shi pada Liu Qianfan. Pergi ke Jiangnan secara diam-diam. Baili Qing Shi terlihat memakai armor, ada penutup kepala di atas kepalanya, tutup kepala khas tentara militer Tang Agung. "Xiao Baili, kau benar-benar harus berhati-hati." Liu Qianfan,"Ini, ambillah." Sebuah benda keluar dari dalam kantong baju Liu Qianfan,"Aku tidak berbohong kali ini. Ini adalah jimat keberuntungan yang didapat oleh Yang Mulia Permaisuri saat dia pergi berdoa di kuil. Setiap dia pergi, dia akan membawa jimat keselamatan dan keberuntungan. Sekarang, biarkan aku menyelesaikan permintaan kecilnya." Baili Qing Shi masih enggan untuk menerima barang itu. Tapi Liu Qianfan memaksanya,"Ambil saja! Anggap saja ini adalah benda biasa. Aku tahu kau bukanlah penganut Buddha yang rajin, tapi aku benar-benar memohon padamu untuk menerima jimat ini." Baili Qing Shi tidak bergerak, jadi Liu Qianfan hanya bisa menggantungkan jimat kain berwarna hijau tua itu di ikat pinggang Baili Qing Shi, "Dan juga, Permaisuri Liu benar-benar menyukai kantung wewangian yang kau buat." "Pergilah, aku tidak akan mengantarmu."Liu Qianfan melambai dan bayangannya hilang bersama butiran salju yang turun di atap terbuka istana Daming. Baili Qing Shi memperhatikan jimat keberuntungan yang menggantung di ikat pinggangnya. Dia baru saja berniat akan melepaskan jimat itu, tapi kepala devisi sudah terlebih dahulu berteriak dan memberikan aba-abanya, "Pakai armor kalian. Kita akan segera berangkat ke Jiangnan!" Di Baili Fu sendiri, kepala pelayan Wang dan para pelayan tua lainnya sibuk mencari Baili Qing Shi yang sudah seharian tidak kembali ke Fu. Pencarian sang tuan muda akhirnya dihentikan saat Marquis Liu datang ke Baili Fu untuk memberitahu keberadaan tuan meda mereka. kepala pelayan Wang memegangi tengkuknya seolah-olah tulang yang ada di sana akan keropos, "Mar.. Marquis, ke..kenapa tuan muda? Apa, apa yang harus aku katakan pada Yang Mulia Permaisuri?" "Aku sudah tahu." Seorang wanita tiba-tiba masuk dari pintu, suaranya sangat merdu tapi cukup untuk membuat kepala pelayan Wang membungkuk sembilan puluh derajat. "Yang Mulia Permaisuri." Kepala pelayan Wang mengangkat kepalanya, dia benar-benar ingin memastikan bahwa apa yang dilihat oleh mata tuanya itu tidaklah salah, "Apa,apa yang Yang Mulia..ah tidak, tidak, maksud hamba ini ..kenapa Yang Mulia bisa datang kemari?" Permaisuri Liu Lishu berjalan selangkah, dia kemudian berkata,"Sudah dua puluh dua tahun berlalu. Waktu benar-benar berjalan dengan cepat. Selama itu pula aku mencoba untuk menahan rasa penasaranku, aku benar-benar ingin melihat Fu yang telah ditempati oleh putraku." Melihat tempat dimana putranya dibesarkan membuat hati Permaisuri dilanda perasaan campur aduk. Ada kebahagiaan tersendiri di dalam lubuk hatinya. Tapi ada rasa penyesalan yang juga tidak kalah besarnya dengan kebahagiaan itu. Ya, itu karena statusnya sebagai seorang Permaisuri dan sebagai seorang ibu. Jika dia bukanlah seorang Permaisuri negeri Tang, maka dia pasti lebih memilih hidup bersama dengan putranya, Li Lian. Tapi karena status ibu negara melekat pada diri Permaisuri Liu Lishu, maka dia tidak bisa melakukan hal itu. Keselamatan Putranya akan terancam jika identitas Baili Qing Shi sebagai Putra Kaisar Li Wei terungkap. Oleh karena itu, sedikit menderita dan merasakan kerinduan akan menjadi hal yang setimpal dan seharga keselamatan Baili Qing Shi. Itulah yang dipikirkan oleh Permaisuri Liu Lishu. "Kepala pelayan Wang, boleh aku melihat kamar putraku?" Kata Permaisuri Liu Lishu. "Ya, ya, tentu saja Yang Mulia." kepala pelayan Wang sangat antusias. Permaisuri Liu Lishu diantar secara langsung oleh kepala pelayan Wang, dibelakangnya ada Liu Qianfan. Saat ketiga orang itu baru saja akan memasuki Bai Yue, Permaisuri Liu Lishu dikejutkan oleh seorang bocah yang tengah membaca di halaman Bai Yue. Bocah itu secara alami adalah Xiao Kong. "Ah." Permaisuri Liu Lishu tersenyum, "Jadi anak ini yah, dia lucu sekali." "Ya, Yang Mulia. Tuan muda dan Lao Wen…" Kepala pelayan Wang menepuk mulutnya sekali lalu kemudian mengulangi ucapannya,"Tuan muda dan Jenderal Wei mengadopsi bocah itu. Dia diberi nama Baili, namanya Baili Xiao Kong." Permaisuri Liu Lishu mengangguk,"Lalu, apa yang dia lakukan disini?" Kepala pelayan Wang tersenyum, dia mengalihkan pandangannya ke Xiao Kong yang masih belum menyadari keberadaan mereka,"Dia selalu belajar di halaman Bai Yue. Tuan muda biasanya akan memberikannya beberapa buku dan mengajarinya ilmu beladiri." Kepala pelayan Wang melanjutkan,"Dia mungkin belum tahu kalau tuan muda sedang pergi." Liu Qianfan yang sedari tadi diam tiba-tiba berbicara,"Kau bisa menyekolahkannya di sekolah rakyat." "Marquis tidak perlu khawatir, tuan muda sudah mengaturnya." Kepala pelayan Wang masih tersenyum ketika dia mengatakan hal ini. Tidak ingin menganggu bocah itu lebih lama, Permaisuri Liu Lishu dan kedua orang lainnya akhirnya masuk ke dalam Bai Yue. Saat pintu terbuka, akan ada ruangan yang penuh dengan buku-buku. Ya, itu adalah ruang belajar Baili Qing Shi. Aroma ringan yang dikeluarkan oleh dupa ruangan menyambut ketiga orang itu. Permaisuri Liu Lishu barbalik ke arah Marquis Liu Qianfan,"Qianfan, aroma ini sama seperti aroma kantung wewangian itu." Liu Qianfan,"Betul sekali Yang Mulia, ini adalah aroma cendana." kepala pelayan Wang masih membiarkan Permaisuri Liu mengamati ruangan Baili Qing Shi. Permaisuri Liu sendiri tampak tertarik dengan buku-buku yang ada di rak kayu milik putranya. Ada banyak sekali buku, bahkan dinding kayu yang membangun sisi kanan dan kiri ruang belajar Baili Qing Shi itu sudah hampir tertutupi oleh buku-buku. Dari hal ini, Permaisuri Liu Lishu bisa mengetahui bahwa putranya adalah seseorang yang berpengetahuan luas. Karena tidak bisa terlalu lama pergi dari istana, Permaisuri Liu Lishu akhirnya pergi dari Baili Fu dan bertolak kembali ke istana Daming. *_ Kondisi di perbatasan Jiangnan masih tidak bisa dikatakan kondusif. Musuh, walaupun sudah berhasil dipukul mundur, tapi masih ada beberapa pasukan khusus Dong Yang yang memang dipersiapkan untuk menyerang secara diam-diam. Tidak berada di dataran, melainkan di atas lautan. Kapal penjajah, Dong Yang, masih terus memantau kondisi. Mereka menyusun rencana mereka dengan membagi setiap pasukan ke dalam beberapa devisi. Taktik yang digunakan bukanlah taktik bertahan, mereka menyerang dengan menggunakan sebagian prajurit terbaik. Penjajah Dong Yang mengutus Tentara terbaik mereka untuk melakukan genjatan senjata dari titik yang tidak terlalu jauh. Adanya keberanian dari penjajah Dong Yang ini tentu saja karena mereka mengetahui kelemahan yang sekarang diderita pasukan militer Tang Agung. "Kau mengatakan bahwa Jenderal Wei Xiao sudah pensiun?!" Jenderal pasukan Dong Yang, Jenderal Hiro tampak kesal,"Lalu siapa yang berdiri di atas kudanya sembari menebas leher pasukan kita?! Apa menurutmu itu bukan Wei Xiao Yue?!" "Maafkan kelalaian bawahan ini Jenderal. Tapi ini benar-benar di luar prediksi kami." Yang berbicara itu adalah panglima perang pasukan Dong Yang, Panglima Takashi. "Lupakan saja." Kata Jenderal Hiro,"Kita masih harus bisa merencanakan sesuatu. Pasukan di bawah pimpinan Putra Mahkota memang tidak ada apa-apanya. Tapi pasukan di bawah komando Jenderal Wei Juni-o-r sama sekali bukanlah lawan kita. Melihat bagaimana mereka berperang beberapa hari ini, aku bisa melihat bahwa persenjataan mereka sudah benar-benar ditingkatkan." Panglima Takashi tiba-tiba menyeringai, dia berkata,"Sebanarnya aku memiliki rencana Jenderal. Ada satu hal yang bisa membuat kita menang tanpa harus berperang secara mati-matian." Jenderal Hiro memalingkan wajahnya untuk kemudian mendengar kata-kata yang sedang dibisikkan oleh bawahannya itu. Dia mengangguk sekali sebelum akhirnya bertanya,"Tapi bagaimana caranya kita melakukannya?" Panglima Perang Takashi,"Jenderal, untuk masalah ini, biarkan bawahan ini melakukannya. Izinkan bawahan ini menebus kesalahannya." *_ Dua hari berlalu, dan udara menjadi semakin dingin. Ya, salju turun semakin deras. Walaupun tidak ada tanda-tanda bahwa Dong Yang akan menyerang, tapi pasukan Tang sama sekali tidak berniat untuk mengendurkan serangannya. Wei Xiao Yue bahkan tidak bisa tidur. Ouyang Yuze sudah berulangkali menyuruh manusia keras kepala itu untuk setidaknya memejamkan matanya selama beberapa jam, tapi si keras kepala Wei Xiao Yue masih menolak. Dan kali ini, dia terlihat sedang duduk di atas bangku panjang. Matanya tertutup, tangannya dia gunakan sebagai bantal, dia tidak tidur, karena saat seseorang masuk ke dalam tendanya, dia masih bisa merasakan kehadiran orang itu. Memiliki indera penciuman seperti anjing, Wei Xiao Yue yang telah mencium aroma makanan hanya bisa berkata dengan malas,"Letakkan saja di atas meja, aku akan memakannya nanti. Jangan katakan pada Wakil Jenderal bahwa aku tidak tidur, dia pasti akan mengomel lagi." Tentara itu,"…." Merasa bahwa tentara itu masih tidak pergi, Wei Xiao Yue kembali berkata,"Jangan takut, aku tidak akan membiarkanmu dimarahi oleh Lin Bo atau Wakil Jenderal Ouyang. Kau hanya perlu berjanji padaku dan mengatakan pada mereka bahwa aku sudah menembus waktu tidurku." Kali ini tentara yang masuk dengan membawa makanan itu tidak lagi diam. Dia tiba-tiba bersuara,"Berapa hari Yifu tidak tidur?" Yifu? Apakah tadi dia mengatakan kata 'Yifu'? Alis hitam Wei Xiao Yue bertautan, dia merasa ada sesuatu yang salah. Matanya masih terpejam ketika dia tersenyum dan bergumam,"Aku pasti sedang bergumam." "Yifu, putramu ada disini." Wei Xiao Yue,"!!!" Mata persik Wei Xiao Yue akhirnya terbuka lebar, kini dia bisa melihat sosok Baili Qing Shi yang tengah menyilangkan kedua lengannya. Tatapan pemuda itu sangat angkuh. "Kau…" Wei Xiao Yue menutup matanya lalu membukanya lagi,"Aku tidak sedang bermimpi kan? Ini benar-benar kau?!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN