“CUKUP! BODOH!” Hanallela berteriak tepat di telinga Yazkiel, gadis itu tampak begitu kesal pada salah satu temannya itu. “Memangnya, apa untungnya kau membunuh anak ini!? Apakah kau akan mendapatkan harta!? Kekuasaan!? Bawahan!? TIDAK! TIDAK ADA SAMA SEKALI! Dia hanyalah penyihir biasa yang tidak punya apa-apa! Dia hanya punya sikap yang suka meremehkan orang lain! Dan kita tidak seharusnya meladeni orang-orang bodoh semacam itu! Daripada kau mengurusi anak biasa ini, lebih baik kau mencari cara agar pengaruhmu semakin luas di kota-kota penyihir lain!” Setelah mendengar perkataaan yang dilontarkan oleh Hanallela, Yazkiel hanya merenung, lalu raut marahnya berubah secara perlahan jadi murung, tubuhnya pun jadi lemas. “Kau benar, aku sangat bodoh, karena dengan mudahnya terpancing oleh kat