“Terbang? Kau ingin terbang seperti mereka, ya, Osamu?” Sudah kuduga, Galliard pasti akan menduga seperti itu, yah, walau dugaannya tidak salah, sih. Tapi tetap saja, dia sangat menyebalkan jika seenaknya menyimpulkan segala yang kuucapkan seperti itu, rasanya seperti diejek dan dilecehkan. Benar-benar menyebalkan sekali. “Tenang saja, Osamu, kau juga bisa terbang seperti mereka jika kau sudah bisa mengeluarkan dan mengendalikan energi sihirmu. Aku yakin, setelah kau berlatih dengan Tuan Jonas besok, kau akan menguasai teknik terbang menggunakan alat serta tidak menggunakakan alat. Kau akan merasakannya nanti. Jadi, untuk saat ini, bersabarlah, Osamu.” “Tapi aku ingin sekarang, Galliard, aku ingin terbang sekarang,” ucapku dengan memasang wajah yang memohon disertai mata yang berkaca-kaca